Cara Asik Isi Liburan Sekolah Anak

Liburan telah tiba, mungkin kata itu yang pantas terucap setelah anak-anak sekolah menyelesaikan ujian dan diakhiri dengan pembagian raport kenaikan kelas. Oleh karena itu, pada masa liburan adalah masa yang sangat menyenangkan dan momentum yang sangat dinanti-nantikan bagi anak sekolah. Kita sebagai orangtua harus pintar-pintar menyiasati agar liburan anak-anak lebih bermakna dan bermanfaat.

Jadikan suasana liburan sebagai suasana yang mempunyai nilai lebih, bukan sekadar liburan bebas dari aktivitas proses pembelajaran. Bagi orangtua yang mempunyai keleluasaan waktu dan uang, mengisi liburan sekolah anak bukanlah masalah. Orangtua bisa mengajak anak liburan ke luar kota atau tempat lainnya. Namun, jika orangtuanya memiliki dana keterbatasan dan waktu terbatas, mengisi liburan di rumah tidak kalah menyenangkan, asal kita bisa memilah-milah dan mengemasnya dengan cara yang tidak kalah meriahnya dengan acara ke tempat yang lain.

Di bawah ini, ada beberapa cara yang bisa dilakukan orangtua untuk mengisi liburan dengan buah hatinya, di antaranya:

  1. Menjelang masa liburan, sebelum liburan tiba sebaiknya ajak anak-anak berdialog dan bermusyawarah untuk menentukan acara liburan. Jangan lupa memberikan motivasi supaya belajar sungguh-sungguh meskipun masa liburan akan segera tiba. Arahkan anak untuk memilih acara yang mempunyai multi manfaat, mempunyai dampak yang positif  dan tidak menghambur-hamburkan uang.
  1. Mengisi liburan dengan banyak menjalin silaturahim ke kerabat, teman atau tetangga untuk lebih merekatkan tali kekeluargaan dan ukhuwah islamiyah.
  1. Ajak anak ke tempat rekreasi yang bersifat edukatif, agar dapat mengambil hikmah dari setiap kejadian. Misalnya bisa refreshing ke pantai, gunung, bendungan, kebun teh, candi, museum, toko buku, kemping dan lain-lain.
  1. Mengisi liburan dengan mendalami ilmu pengetahuan dan keterampilan khusus, misalnya dengan mengikuti pesantren kilat khusus liburan, memasak, berkebun, mendekorasi kamar, menjahit, computer, mengetik, bahasa Inggris, bahasa Arab, dan lain-lain.

Sepatutnya orangtua menjadikan liburan anak sekolah sebagai media menciptakan suasana yang mengakrabkan orangtua dengan anaknya. Usahakan seorang anak merasakan suasana yang aman, nyaman, dan menyenangkan. Maka ketika mereka kembali ke sekolah, anak dapat menceritakan pengalamannya dan mengambil hikmah selama liburan dengan gembira kepada teman-temannya. Lebih bersemangat lagi untuk belajar dengan pikiran yang segar.

Keakraban Orangtua dengan Anak

Langkah mengakrabkan orangtua dan anak sangat diperlukan dalam upaya menciptakan suasana keluarga yang sakinah, mawadah, dan warrahmah. Rasulullah serta para sahabatnya telah memberikan pedoman penjelasan dan suri tauladan, di antaranya:

  1. Memberi salam.

Dari Anas ra, ia berkata: “…Maka Rasulullah saw datang, kemudian memberi salam kepada anak-anak yang sedang bermain-main.” (HR. Ibnu Hibban, Abu Nu’aim dan Al-Khathib).

Dari Anas bin Malik, Sesungguhnya jika dia melewati anak-anak, dia memberi salam kepada mereka dan dia berkata: “Nabi saw biasa berbuat seperti ini terhadap mereka.” (HR. Bukhari Muslim).

Para orangtua supaya dapat mengambil pelajaran dari hadis ini tentang pentingnya orangtua memberi salam kepada anak-anaknya agar merasa diakui keberadaannya. Cara ini dapat membuat anak-anak betah di rumah dan senang, sehingga mereka pun menjadi anak-anak yang patuh, menurut dan suka mendengarkan perintah-perintah orangtuanya.

  1. Menyambut kedatangan anak dengan senang hati.

Dari ‘Aisyah, ia berkata: “Fatimah datang, gaya berjalannya persis dengan jalannya Nabi saw, dan beliau menyambut dengan kata-kata: ‘Selamat datang, wahai putriku,’ kemudian beliau mendudukannya di sebelah kanan atau sebelah kirinya. (HR. Bukhari).

Sebagai orangtua dapat mencontoh perilaku Rasulullah kepada anaknya Fatimah. Meskipun Fatimah telah menjadi istri Ali, tetapi Rasulullah tetap memanggil putrinya dengan panggilan dan sebutan kesayangan, serta menyambut kedatangan dengan penghormatan begitu yang membesarkan hati putrinya.

  1. Memanggil dengan panggilan kesayangan.

Abdullah bin Umar ketika memutuskan perkara yang ditanyakan kepadanya, memanggil anak yang masih kecil dengan panggilan penuh keakraban dan kesayangan, yaitu wahai anakku sayang. Dengan panggilan seperti ini, anak tersebut merasa disayangi dan dikasihi seolah-olah ia dianggap sebagai anak kandungnya sendiri.

  1. Mengajak berdialog.

Inti dalam sebuah keluarga adalah komunikasi yang lancar. Komunikasi lancar akan menciptakan suasana yang cair dan mengakrabkan seisi rumah. Mengajak berdialog adalah langkah yang sangat dianjurkan dalam menyelesaikan persoalan keluarga antara orangtua dan anak. Orangtua diupayakan banyak mendengarkan keluh kesah anaknya supaya anak tersebut dapat mencurahnya seluruh isi hatinya kepada orang tuanya. Maka, orangtua harus sama-sama mengetahui duduk persoalan sebenarnya, setelah itu orangtua dapat menanggapi dengan bijaksana dan penuh kasih sayang.

  1. Mendoakannya.

Doa adalah senjata umat muslim. Orangtua yang mengharapkan anaknya menjadi saleh/salehah maka perbanyaklah mendoakan. Misalnya ketika seorang anak menghadapi ujian atau ulangan pelajaran di sekolahnya. Senantiasa turut mendoakannya secara langsung di depan anak tersebut, atau tidak langsung ketika selesai salat fardhu maupun salat malam. Wallahu a`lam bish shawab. (daaruttauhiid)