Fokus Saja Pada Kelebihanmu

Setiap manusia pasti memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Tidak ada manusia yang tercipta sempurna, karena Allah sengaja mengaturnya agar manusia saling melengkapi satu sama lain dengan kelebihan dan kekurangan yang dimiliki. Sayangnya, tidak semua orang menyadari hal ini sehingga mereka cenderung menyombongkan kelebihan dan mencerca kekurangan yang lain. Fenomena inilah yang terkadang membuat manusia sombong dengan kelebihan dan minder dengan kekurangan. Fokuslah pada kelebihanmu agar engkau bisa mengoptimalkan kelebihan yang kau miliki dan tidak minder dengan kekuranganmu.

Kekurangan dan kelebihan adalah ujian dari Allah. Orang yang memiliki kelebihan maka ujiannya adalah bagaimana ia tidak sombong dengan kelebihan tersebut. Begitupun kekurangan yang dimiliki seseorang adalah ujian agar dia tidak minder dengan kekuranganya. Kita ambil contoh antara seseorang yang cantik dan kurang cantik. Orang yang cantik tidak boleh sombong dengan kecantikannya dan yang kurang cantikpun tidak boleh minder dengan kondisinya. Jadi, cantik dan kurang cantik itu sama-sama ujian dari Allah. Bergantung cara kita menyikapinya.

Ketika kita mampu mengoptimalkan kelebihan yang dimiliki, maka kekurangan kita seolah tertutupi dengan kelebihan yang ada. Sebaliknya, apabila kita terlalu fokus pada kekurangan dan meratapinya tanpa tindakan apa-apa, maka potensi kebaikan kita seolah tidak ada dan merasa diri ini tidak berharga. Ayo ubah mindset kita agar fokus pada kelebihan kita.

Rasulullah saw telah memberikan contoh pendidikan luar biasa  kepada Umar bin Khattab dalam hal mengoptimalkan kelebihan dan tidak fokus pada kekurangan. Rasulullah   lebih fokus pada sikap Umar bin Khattab yang tegas dan jiwa kepemimpinan yang mengagumkan. Rasulullah juga sangat memahami bahwa watak keras Umar bisa saja menimbulkan kekacauan di kalangan kaum muslimin. Namun, Rasulullah hanya fokus pada kelebihan Umar sehingga ia pun tercatat dalam sejarah sebagai khalifah yang mampu melakukukan ekspansi besar-besaran terhadap wilayah kekuasaan Islam. Apa yang Rasulullah tunjukkan terhadap Khalifah Umar bin Khattab sejatinya menjadi teladan bagi kita dan para guru dalam memperlakukan anak didiknya.

Seseorang yang mampu mengoptimalkan kelebihannya  akan menjadi sosok manusia yang dibutuhkan  lingkungannya. Terkisahkan seorang santri tingkat Madrasah Aliyah di sebuah pondok pesantren di daerah kota Banjar memiliki kelebihan dalam hal memasang webbing untuk permainan Flying Fox. Keahliannya tersebut memang ia asah sejak duduk di bangku MTs. Walaupun santri ini memiliki kelebihan dalam hal keterampilan memasang webbing, santri ini juga dikenal sangat cerewet dan judes terhadap kakak kelasnya. Tak jarang ia mendengar  banyak kakak kelas yang mengecap dirinya cerewet dan judes. Sungguh beruntung santri ini karena dengan kelebihan yang  ia miliki membuatnya banyak diikutsertakan dalam kegiatan Flying Fox  baik di dalam maupun luar ponpes serta mendapat banyak pujian dari orang-orang yang ia layani dan mampu membawa harum nama ponpes tempat ia menimba ilmu. Dengan kelebihannya ini, santri tersebut dinobatkan oleh kakak kelasnya sebagai Master flying fox . Kakak kelasnya pun seolah lupa dengan kecerewetan dan kejudesan yang ia miliki. Dari kedua cerita di atas menunjukkan bahwa kalau kita berfokus pada kelebihan yang dimiliki maka kekurangan pun tak jadi soal.

Ibarat sebuah apel yang busuk pada sebagian permukaanya. Kalau yang dilihat dari apel tersebut hanya busuknya saja, maka tentu kita akan merasa jijik dan tidak sayang untuk membuangnya. Tetapi kalau kita berfokus pada sebagian buahnya yang masih dalam kondisi baik maka kita cukup memotong busuknya dan memanfaatkan apel yang masih dalam kondisi baik. Seringkali kekurangan seseorang itu lebih sedikit dari kelebihan yang dimiliki. Hanya saja kalau hanya melihat kekurangan kita, kelebihan itu seolah tak ada. Seolah kita lupa dengan besarnya kelebihan yang dimiliki.

Seorang guru yang hanya berfokus pada kenakalan muridnya, yang akan ia dapatkan hanyalah rasa pusing melihat kelakuan muridnya tersebut. Tetapi kalau sang guru mampu mengalihkan kenakalan muridnya kepada kelebihan yang ia miliki, maka rasa bangga pun akan mengalahkan rasa pusingnya. Yang perlu kita lakukan hanyalah meminimalisir kekurangan dan mengoptimalkan kelebihan.

Fokus saja pada kelebihanmu agar engkau bisa bermanfaat bagi lingkunganmu dan menambah modal kepercayaan dirimu. Fokus saja pada kelebihanmu agar engkau tidak minder dengan kekuranganmu. Fokus saja pada kelebihanmu agar dirimu semakin berharga. Fokus saja pada kelebihanmu agar engkau mampu melihat betapa besarnya potensimu itu. Fokus saja pada kelebihanmu agar engkau mampu bersaing dengan potensi yang dimiliki.

Oleh: Ansiha, sumber foto : Wajibbaca.com