Istiqamah Beramal Pascaramadan

Sejak tanggal 15 Sya’ban, Arsya sibuk mempersiapkan target amalah di bulan Ramadan. Segudang target ia catat dalam agenda hariannya. Tilawah 3 juz setiap hari, sedekah setiap hari, tahajud dan tarawih tanpa bolong, no ghibah, no dengki, dan lain-lain. Begitulah target ideal Arsya selama bulan Ramadan.

Kini Ramadan telah usai. Bulan beribu amal itu telah pergi meninggalkan kita. Kesempatan menuai amal yang pahalanya berlipat ganda pun telah kita lalui. Lalu, bagaimana dengan target amalan kita di bulan Ramadan? Kalau Arsya mampu mencapai target- targetnya di bulan Ramadan, apakah setelah Ramadan Arsya mampu mempertahankan amalannya (istiqamah) sebagaimana ia lakukan di bulan Ramadan?

Nah, ini dia tiga kunci agar istiqamah beramal pascaramadan, yakni:

  1. Tekad dan niat yang kuat.

Tekad yang kuat menjadi syarat utama dalam melakukan sesuatu, karena akan  menjadi alat pengontrol tercapainya target amalan. Namun, ada hal yang harus kita kuasai  sebelum meniatkan sesuatu, yakni  memahami esensi dari amal-amal yang akan kita lakukan. Sebagai contoh, pada saat  menargetkan  tilawah 3 juz per hari maka apakah kita tahu fadilah atau keutamaan membaca Quran? Persiapan inilah yang harus kita pahami agar tekad dan niat kita tetap lurus.

  1. Amalan yang diamalkan.

Amal  yang sempurna bukan hanya amal yang diniatkan saja, tetapi amal tersebut  dapat diaplikasikan dalam keseharian kita. Target tidak berghibah di bulan Ramadan menjadi sebuah keharusan, namun hal tersebut menjadi tidak bernilai jika kita tidak berusaha mengaplikasikannya pascaramadan. Bukankah ramadan adalah bulan  “latihan”, lalu mampukah amal-amal yang kita latih selama bulan ramadan menjadi kebiasaan-kebiasaan yang kita lakukan pascaramadan?

  1. Tingkatkan kualitas amal.
  • Evaluasi amal.

Sebelum memutuskan untuk meningkatkan kualitas amal, hal yang harus kita lakukan adalah mengevaluasi sejauh mana keberhasilan kita dalam mencapai target  yang kita bua. Apakah tercapai sepenuhnya atau sebaliknya? Jika target tidak tercapai, sebaiknya urungkan niat untuk menambah target.

Keputusan untuk meningkatkan kualitas amalan ada di tangan kita. Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya, keinginan meningkatkan kualitas amal akan berbanding lurus dengan pemahaman tentang esensi amalan yang akan kita lakukan. Inilah hal yang dapat  memotivasi kita untuk istiqamah dalam beramal.

  • Saleh ritual = saleh sosial.

Buah dari saleh ritual adalah saleh sosial, artinya setiap amal ritual yang kita lakukan semestinya berdampak pada kehidupan  sosial kita. So, keep always istiqomah! (daaruttauhiid)

sumber foto: bimbinganislam.com