Kajian Tauhiid bersama Puput Melati

Kajian Tauhiid yang diadakan di Masjid Agung Trans Studio Bandung terlihat berbeda. Kajian yang biasa diisi oleh KH. Abdullah Gymnastiar (Aa Gym), kali ini suasananya terlihat lain kerena yang menjadi pemateri adalah mantan penyanyi cilik yang dikenal oleh masyarakat. Namun, kini ia telah hijrah menjadi lebih taat menjalankan nilai-nilai Islam, yaitu Puput Melati.

Ratusan jamaah yang didominasi oleh kaum perempuan, terlihat antusias memadati ruangan utama Masjid Agung Trans Studio Bandung. Pada kajian tersebut, Puput Melati tidak hanya sendiri. Sebelumnya ada Ustazah Khairoti, Kepala Sekretariat Yayasan Daarut Tauhiid (DT), yang juga menjadi pemateri pada sesi pertama.

Pada kesempatan itu, Puput Melati menyampaikan perjalanan hidup yang ia hadapi. Puput berharap, pengalaman hidupnya ini dapat menjadi pelajaran bagi siapa pun yang mendengar dan menyaksikannya, serta menjadi jalan hidayah bagi semua. Karena menurutnya, sepanjang hidup manusia akan terus membutuhkan hidayah dari Allah SWT, dan hidayah itu munculnya dari hati.

Puput menuturkan, berbicara tentang hati, yaitu berbicara mengenai masalalah managemen qolbu, seperti yang sering disampaikan oleh Aa Gym. Apalagi managemen qolbu itu adalah suatu kenikmatan yang sulit untuk diungkapkan dengan kata-kata.

“Karena hati itu gak terlihat tapi kita bisa rasa. Kalau kata ustazah saya, hati itu wadah, tempat kita mendapatkan pertolongan dan karunia dari Allah SWT. Karunia Allah itu wadahnya ada di hati, dan hati itu dibawa mati. Kita mati tidak membawa apa-apa kecuali amal yang ada di dalam hati,” tuturnya.

Puput juga menjelaskan bagaimana hati tidak bisa menerima karunia yang baik dari Allah, ketika hati itu terdapat banyak kotoran dan noda hitam. Karenanya hati itu haruslah dijaga. Selain berbicara mengenai hati, ia juga mengatakan, selama perjalanan hijrahnya banyak sekali ujian yang harus dihadapi. Namun, ia sadar ujian-ujian tersebut adalah bentuk kasih sayang Allah terhadap dirinya. Untuk menaikkan derajatnya di sisi Allah, sehingga tidak ada alasan baginya untuk tidak kuat dan mengeluh.

“Apa alasan saya untuk tidak kuat? Allah saja sudah memberikan janjinya kepada kita. Kita itu cuma makhluk, hamba Allah yang penuh keterbatasan. Tapi, kalau kita bisa memandang setiap hikmah yang tersembunyi dari ujian tersebut dengan baik, insya Allah ke depannya akan menjadi jalan yang baik. Yakin sama Allah, kita itu tugasnya cuma ibadah, cuma taat, nanti Allah yang atur semuanya,” ujarnya.