Membaca Quran Menenteramkan Hati

Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan salat dan menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi. Agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri.” (QS. Faathir [35]: 29-30).

Allah juga berfirman, “Atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah al-Quran itu dengan tartil (perlahan-lahan).” (QS. al-Muzammil [73]: 4).

Saudaraku, al-Quran adalah karunia yang sangat besar dari Allah untuk kita. Setiap karunia Allah wajib kita syukuri. Salah satu cara mensyukuri kehadiran Quran adalah dengan membacanya. Selain bernilai ibadah, membaca Quran bisa membuat hati kita jauh lebih tenang. Ini karena dengan membacanya berarti kita sedang berzikir mengingat Allah, Sedangkan barangsiapa mengingat Allah maka hatinya akan diliputi dengan ketenangan.

Banyak orang bersusah-payah, mengeluarkan banyak uang demi mencari ketenangan. Ada yang membuat vila di pegunungan yang sunyi, ada yang melakukan perjalanan ke tempat-tempat terpencil, dan lain sebagainya demi meraih ketenangan. Padahal ketenangan datang dari hati yang jernih, hati yang senantiasa terpaut kepada Allah, hati yang senantiasa mengingat-Nya. Allah SWT telah berfirman, “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS. ar-Ra’du [13]: 28).

Saudaraku, al-Quran berisi firman Allah yang menjadi pedoman hidup agar kita selamat dalam perjalanan di dunia ini. Kita meyakini al-Quran akan mendatangkan keselamatan. Kita yakin Quran berisi kebenaran, tetapi sayang sekali masih banyak di antara kita yang jarang sekali menyentuh al-Quran untuk membuka dan membacanya.

Masih banyak di antara kita yang karena sibuk dengan urusan dunia, sehingga dalam seminggu bisa dihitung dengan lima jari saja kegiatannya membaca al-Quran. Bahkan, banyak juga yang dalam seminggu tidak sempat sama sekali membaca al-Quran. Subhanallah! 

Padahal Allah dalam surah al-Fathir ayat 29 dan 30 di awal tulisan ini telah menerangkan dengan sangat jelas. Orang yang membaca al-Quran itu bagaikan sedang melakukan perniagaan atau bisnis dan selalu mendapatkan keuntungan, jauh dari kerugian. Bagaimana bisa mengalami kerugian jika Rasulullah bersabda, “Siapa yang membaca satu huruf dari al-Quran, maka baginya satu kebaikan dengan bacaan tersebut, satu kebaikan dikali sepuluh kebaikan semisalnya, dan aku tidak mengatakan ‘aliflammiim’ itu satu huruf tetapi Alif satu huruf, Lam satu huruf, Miim satu huruf.” (HR. Tirmidzi).

Masya Allah! Sungguh besar keutamaan dari membaca Quran. Tidak ada kerugian sedikit pun dari melakukannya. Bahkan ganjaran yang besar ini berlaku bagi siapa pun yang membaca Quran, baik dia itu memahami yang ia baca atau pun belum bisa memahaminya.

Jika kita bisa berlama-lama memegang ponsel, jika kita bisa berlama-lama membuka-buka sosial media meski tanpa keperluan tertentu, jika kita bisa berlama-lama ngobrol dengan teman-teman di layar ponsel kita meski tanpa topik yang jelas atau penting, maka mengapa kita berat untuk berlama-lama dengan al-Quran yang merupakan pesan-pesan dari Allah dan pasti mendatangkan kebaikan? Jika kita tidak bisa berlama-lama, maka mengapa kita tidak sempat sebentar saja melantunkan ayat-ayat Quran?

Mungkin sebagian orang beralasan ia tidak membaca Quran karena tidak lancar membacanya. Padahal Rasulullah bersabda, “Seorang yang lancar membaca al-Quran akan bersama para malaikat yang mulia dan senantiasa taat kepada Allah. Ada pun yang membaca al-Quran secara terbata-bata di dalamnya dan sulit baginya bacaan tersebut, maka baginya dua pahala.” (HR. Muslim).

Pesan dari baginda Nabi ini merupakan motivasi bagi kita agar terus meningkatkan kemampuan membaca al-Quran, dan tidak patah semangat atau putus asa manakala masih terbata-bata dalam membacanya. Karena sesungguhnya dalam dua keadaan tersebut, lancar atau pun terbata-bata, tetap mendapatkan karunia dari Allah berupa ganjaran kebaikan yang besar.

Jika kita menyadari bahwa diri ini termasuk orang yang masih belum lancar membaca al-Quran, maka segerakan untuk belajar lebih banyak ilmu tajwid dan makharijul huruf. Lancar membaca Quran bukan hanya keperluan bagi para imam salat, para ustaz atau para ulama. Lancar membaca Quran adalah keperluan kita semua selaku umat Islam. Kemampuan membaca Quran adalah ciri dari orang yang senantiasa bertekad untuk dekat dengan Allah SWT.

Jauhkan rasa minder hanya karena masih belum lancar membaca Quran. Buang jauh-jauh rasa gengsi hanya gara-gara tempat kita belajar adalah orang yang lebih muda dari kita, atau keadaannya tidak lebih baik dari kita. Perasaan minder dan gengsi belajar al-Quran adalah perasaan yang menjerumuskan kita pada penyesalan di kemudian hari. Milikilah tekad pantang menyerah belajar Quran, karena sungguh semakin kita mengakrabi al-Quran, semakin al-Quran menjadi penentram dan penyelamat bagi kita.

Rasulullah bersabda, “Bacalah al-Quran karena sesungguhnya dia akan datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafaat kepada orang-orang yang membacanya.” (HR. Muslim).

Tak ada suara yang lebih indah melampaui keindahan suara bacaan Quran. Tiada yang lebih menentramkan saat didengar kecuali mendengarkan lantunan ayat-ayat al-Quran. Inilah fitrah manusia sesungguhnya. Bacaan Quran-lah yang telah meluluhkan hati Umar bin Khaththab yang sebelumnya keras menjadi lembut. Bacaan Quran-lah yang menjadi jalan pembuka bagi Umar untuk bersyahadat memeluk Islam, bahkan kelak di kemudian hari Umar menjadi khalifah pelanjut perjuangan Rasulullah. Padahal sebelumnya Umar adalah sosok yang paling keras memusuhi Islam.

Masya Allah! Keberkahan bacaan al-Quran tidak hanya datang kepada orang yang membacakannya saja, namun juga kepada orang yang mendengarkannya. Allah berfirman, “Dan apabila dibacakan al-Quran, maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat.” (QS. al-A’raf [7]: 204).

Orang yang mendengarkan bacaan al-Quran pun akan turut mendapatkan ketenangan dan rahmat Allah SWT. Allah akan memancarkan kasih sayang kepada siapa saja yang mendengar dan menyimak bacaan Quran, sehingga hatinya bertambah yakin kepada Allah.

Sebagaimana firman Allah, “..dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakal.” (QS. al-Anfal [8]: 2).

Orang yang menyimak bacaan al-Quran pun akan mendapatkan keberuntungan di akhirat kelak. Karena Rasulullah bersabda, “Siapa yang membaca al-Quran, Allah akan mencatat baginya sepuluh pahala kebaikan di tiap hurufnya dan siapa yang mendengarkan bacaan al-Quran Allah akan catat untuknya satu kebaikan di tiap hurufnya, serta ia akan dibangkitkan dalam golongan orang yang membaca dan naik derajatnya.” (HR. Ad-Dailami). 

Saudaraku, jika yang mendengar dan menyimak pembacaan Quran saja mendapatkan begitu banyak berkah, maka apalagi bagi yang membacanya. Mari saudaraku, kita bulatkan tekad untuk tidak merasa puas dengan kemampuan kita saat ini dalam membaca al-Quran. Kita perbaiki terus, yang terbata-bata hingga menjadi lancar, yang sudah lancar hingga makin tertib. (KH. Abdullah Gymnastiar)