Membangun Basis Kekuatan Ummah

“Kamu adalah umat yang terbaik yang dihadirkan untuk manusia, karena selalu menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah yang munkar serta beriman kepada Allah SWT. (QS. Ali Imran [3]: 110).

Peranan amar ma’ruf nahi munkar yang dibebankan ke atas pundak kaumm muslimin, sama artinya dengan keharusan umat Islam menjadi umat yang memiliki supremasi dan kekuatan. Dengan supremasi dan kekuatan itu kaum muslimin menjadi berwibawa, berkharisma, dan berprestise tinggi. Selanjutnya bila supremasi, kekuatan, dan kewibawaan itu sudah dimiliki, dengan sendirinya umat Islam menjadi umat yang dominan di antara umat-umat yang lainnya.

Pada kondisi seperti inilah, amar ma’ruf dan nahi munkar bias diperankan dengan optimal dan efektif. Segala apa pun yang berwarna ma’ruf bisa ditumbuhsuburkan. Sebaliknya yang berbau kemunkaran dapat segera diluluhlantakkan. Dalam kondisi inilah umat Islam bisa menghirup udara kehidupan yang segar, menyehatkan jiwa dan raga, serta bersih dari polusi akidah, keimanan, akhlak, budaya, dan sebagainya.

Untuk itulah dalam satu segi gerakan dakwah islamiyah harus ditata sedemikian rupa, sehingga sanggup menghimpun basis kekuatan umat di segala bidang. Kekuatan ummah yang akan menggentarkan musuh-musuh Islam.

“Dan persiapkanlah olehmu kekuatan apa saja yang kamu sanggupi untuk menghadapi mereka….. Dengan persiapan itu kamu dapat menggentarkan musuh-musuh Allah SWT, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya, sedang Allah SWT mengetahuinya. (QS. al-Anfaal [8]: 60).

Maka menjadi kewajiban setiap muslim untuk membina diri, keluarga dan masyarakatnya agar menjadi basis kekuatan Islam dengan senantiasa mendekatkan diri kepada Allah SWT, menadabburi Kitabullah dan Sunnah Rasul serta memperbanyak amal saleh.

Manakala setiap pribadi muslim melakukan upaya ini dengan tekun, tidak kenal menyerah dan terus menerus, insya Allah akan tercetaklah secara nyata basis kekuatan Islam dalam masyarakat. Dari sini penghimpunan kekuatan ummah bisa segera dilancarkan secara menyeluruh melalui kader-kader ummah yang teguh, taat, dan istiqamah.

Di antara kekuatan-kekuatan yang harus diperhatikan dan ditumbuhkembangkan adalah sebagai berikut:

1) Kekuatan akidah.

Diharapkan mampu memotivasi dan menggerakkan setiap muslim untuk mendakwahkan dan menegakkan kalimatullah.

2) Kekuatan jihad.

Berupa semangat pengorbanan harta dan jiwa demi tegaknya kalimatullah dengan prinsip ‘hidup mulia atau mati syahid’.

3) Kekuatan akhlak.

Perilaku baik /akhlak yang dengannya segala aktifitas dan amaliah kita, bisa terkontrol menurut aturan/syari’ah Islam. Dari sini akan tampil identitas keislaman secara nyata dan berwibawa.

4) Kekuatan politik.

Di mana umat Islam dengan pasti mampu mengantisipasi gerakan lawan sekaligus usaha memukul balik serangan lawan.

5) Kekuatan ilmu.

Dalam rangka menguasai dan memanfaatkan ayat-ayat kauniyah, sehingga umat Islam bisa meningkatkan kualitas di bidang sains dan teknologi.

6) Kekuatan materi.

Sebagai faktor pendukung yang penting dalam menyediakan sarana-sarana dakwah dan kelangsungan pergerakan Islam.

Sudah saatnya umat Islam menata diri, keluarga dan masyarakatnya untuk menjadi ‘imam’. Dengan menjadi imam berarti kita berada di depan, yang mampu untuk menentukan dan mengarahkan. Predikat yang telah tersandang sebagai ‘ma’mum’, marilah segera

kita tanggalkan. Dengan membangun basis kekuatan Islam dalam diri, keluarga, dan masyarakat, insya Allah umat Islam pasti akan menjadi imam dan panutan, yang bisa mengantarkan diri sebagai kholifatul fil ardli, pemimpin dunia. Insya Allah. (daaruttauhiid)

sumber foto: aswaja.com