Mengenal dan Mengatasi Gangguan Tidur

Hampir semua orang setuju dengan penyataan, istirahat atau tidur yang cukup bisa menyegarkan kembali kelelahan dan keletihan tubuh setelah kerja berat. Namun tak semua orang bisa merasakan nikmatnya tidur. Meski malam sudah larut, ada saja orang yang matanya masih melek. Pastinya bukan karena nonton sepakbola, tapi akibat masalah-masalah hidup dan gangguan psikis yang membuatnya tak bisa tidur.

Brian T. Yates, dalam “Applications in Self-Management” (1986) memberikan daftar untuk mendiagnosis masalah tidur. Menurut Brian, seseorang bisa termasuk memiliki masalah tidur jika hal-hal berikut dialaminya:

• Anda merasa lelah dan tertekan pada waktu pagi hari atau malam hari.
• Anda memiliki lingkaran gelap dan membengkak di sekitar mata Anda.
• Anda kurang aktif dan memiliki sedikit hubungan sosial.
• Anda merasa seperti kehilangan fokus perhatian yang membuat Anda tidak dapat merespon rangsangan dari luar dan membuat Anda sensitif terhadap hal lainnya.
• Anda sangat sensitif terhadap rangsangan internal seperti sakit perut (maag) atau kejang-kejang.
• Anda sering tidak dapat tidur, tidur tidak nyenyak ataupun bangun terlalu dini.
• Anda takut menghadapi malam hari karena Anda susah tidur.
• Anda mudah tersinggung atas hal-hal yang tidak penting.
• Anda mengkonsumsi obat-obat tidur dalam beberapa bulan terakhir.
• Anda sering menggunakan rokok, alkohol atau obat-obatan untuk menenangkan diri dan membantu Anda untuk tidur.
• Anda kecanduan obat-obatan, terutama yang mengandung zat penenang.

Jika sejumlah daftar tersebut terjadi pada Anda, maka dapat dikategorikan mengalami masalah dalam tidur. Beberapa masalah itu antara lain: insomnia, narcolepsy, hypersomnia, dan apnea.

Insomnia
Insomnia adalah suatu gangguan tidur yang dialami oleh penderita dengan gejala-gejala selalu merasa letih dan lelah sepanjang hari. Ada tiga jenis gangguan insomnia, yaitu: susah tidur (sleep onset insomnia), selalu terbangun di tengah malam (sleep maintenance insomnia), dan selalu bangun jauh lebih cepat dari yang diinginkan (early awakening insomnia). Gangguan jenis ini belum dianggap berbahaya bila dialami kurang dari sepuluh hari. Untuk mengatasinya, kita harus dapat menjaga keseimbangan frekuensi gelombang otak agar berada dalam kondisi relaks dan meditative, sehingga ketika kita harus tidur tidak mengalami kesulitan untuk menurunkan gelombang otak ke frekuensi delta.

Narcolepsy
Narcolepsy adalah gangguan tidur yang diakibatkan oleh gangguan psikologis dan hanya bisa disembuhkan melalui bantuan seorang dokter ahli jiwa. Penyakit ini menyerang secara mendadak pada saat yang tidak tepat, seperti sedang rapat –-biasanya terjadi serangan pada kondisi emosi yang tegang seperti: marah, takut, atau jatuh cinta. Penyakit ini dapat melumpuhkan seseorang dalam beberapa menit saat dia masih sadar dan secara tiba-tiba membawanya ke alam mimpi.

Hypersomnia
Gangguan hypersomnia kebalikan dari insomnia. Penderita seringkali memiliki gangguan jiwa atau malas beraktivitas dan membutuhkan waktu tidur yang sangat banyak dari ukuran normal. Meskipun sudah tidur melebihi ukuran normal, namun mereka selalu merasa letih dan lesu sepanjang hari. Jenis gangguan ini dapat diatasi sendiri dengan menerapkan prinsip-prinsip manajemen diri.

Apnea
Apnea merupakan salah satu gangguan tidur yang cukup serius. Penyakit yang disebut juga ”to fall a sleep at the wheel” karena sering dialami ketika penderita sedang mengemudikan mobil. Apnea terjadi karena fluktuasi atau irama yang tak teratur dari denyut jantung dan tekanan darah. Ketika terserang, penderita seketika merasa mengantuk dan jatuh tertidur. Penderita apnea mengalami kesulitan bernafas bahkan berhenti bernafas pada saat tidur. Bahkan, fluktuasi denyut jantung dan tekanan darah yang tinggi dapat menyebabkan kematian seketika pada penderita apnea.

Selain gangguan tidur di atas, ada juga yang lainnya seperti berbicara atau berjalan dalam keadaan tidur, dan menggertakkan gigi. Gangguan tidur seperti ini tidak berbahaya, hanya mengganggu teman sekamar dan merusak email gigi—bruxism.

Dengan mengetahui dan memahami berbagai jenis gangguan atau penyakit tidur di atas kita dapat mengambil langkah seperti melakukan relaksasi dan pemrograman bawah sadar, meditasi, dan pola hidup yang sehat dan seimbang. Pentingnya relaksasi ini dapat dipelajari lebih jauh dalam buku “Self Management” karya Aribowo Prijosaksono dan Marlan Mardianto. Di buku ini diterangkan, jika kita dapat mengatur frekuensi gelombang otak sampai pada taraf gelombang delta, kita tidak memerlukan waktu tidur yang panjang, tetapi tidur yang berkualitas yaitu lelap tanpa mimpi. Jika kita sering berada dalam kondisi relaksasi, maka kita tidak memerlukan banyak tidur. Sedangkan untuk gangguan atau penyakit yang serius seperti narcolepsy maupun apnea, segera berkonsultasi dengan dokter ahli, karena bila mengabaikan gangguan tersebut dapat berakibat fatal bagi penderita. (Ahmad Sahidin)