Santri PMK DT Kompak Belajar Tahfiz al-Quran

Sebanyak 40 Santri PMK (Pesantren Masa Keemasan) Daarut Tauhiid (DT) Angkatan ke 44, kompak belajar tahfiz al-Quran, dibimbing oleh Ustaz Agus Suhendar, di Aula Gedung Daarut Tarbiyah, Jalan Gegerkalong Girang, Isola, Kecamatan Sukasari, Kota Bandung.

“Alhamdulillah, hari ini dalam mengajarkan tahfiz al-Quran tidak terlalu kesulitan, karena para santrinya juga kompak antusias. Ditambah sebelumnya para santri sudah mendapat kelas tahsin, di mana mereka belajar ilmu tajwid, dan mahkrojul huruf. Jadi itu modal bagi para santri untuk dapat menghafal dengan baik. Kita memulainya dengan surat-surat pendek, dan ayat yang dihafalnya pun belum banyak-banyak,” tutur Ustaz Agus Suhendar, Senin (14/10).

Ia mengungkapkan, para Santri PMK diajarkan metode 3T plus 1 M. T nya ialah talqin, tafahhum, tikrar. Sedangkan M nya adalah murajaah. Ia pun kemudian memaparkan makna-maknanya.

Pertama, Talqin dan Tasmi. Talqin, yaitu ketika bacaan santri belum lancar, maka gurunya lah yang membacakan ayat suci al-Quran, lalu santri mengikuti. Sedangkan Tasmi ialah ketika bacaan santru sudah baik dan benar, maka guru tinggal mengoreksi bacaan.

Kedua, Tafahhum, memahami isi al-Quran, karena dengan memahami yang dibaca, akan memperkuat hafalan, sehingga tidak mudah lupa. Jika sulit memahami makna kandungan ayat yang dibaca, minimal santri mengetahui artinya.

Ketiga, Tiqrar, yaitu mengulang ayat sebelumnya yang sudah dihafalkan ketika proses menghafalkan Al-Quran. Contohnya ketika menghafal Surah an-Naba dan sudah hafal dari ayat satu sampai lima. Maka, ketika menambah hafalan ayat keenam dan seterusnya, ayat satu sampai lima yang sudah dihafal ikut dibaca.

Keempat, Murajaah, ialah mengulang-ulang hafalan. Seperti sering mengulangnya di keseharian, ketika salat sunah, atau ketika sedang waktu luang dan santai.

Edi (51), Santri PMK DT mengungkapkan, belajar tahfiz dengan metode yang disampaikan oleh Ustaz Agus sangat mudah diparktikkan, dan diingat. “Saya sangat mengetahui kemampuan daya ingat saya. Namun untuk mengahafal al-Quran, apa lagi dengan metode seperti ini, sangat memudahkan bagi saya dalam menghafal al-Quran,” jelasnya. (Sukmara Galih)