TK Khas DT Ungkap Pentingnya Parenting

Pendidikan diawali dari keluarga, karena keluarga adalah tempat pertama bagi pembentukan karakter dan pendidikan anak. Orangtua dan rumah adalah sekolah pertama yang dikenal oleh anak, karena peran orangtua sangat penting.

Melalui orangtualah anak akan belajar mengenai nilai-nilai dan norma, sebelum anak memasuki jenjang pendidikan formal. Orangtua juga harus memiliki bekal mengenai berbagai macam informasi tentang pendidikan anak.

Hal tersebut yang mendasari Play Grup dan Taman Kanak-kanak (PG-TK) Daarut Tauhiid (DT) untuk menyelenggarakan Talkshow Parenting bagai para orangtua siswa. Talkshow ini bertajuk ‘Catatan Indah di Pagi Hari’. Kepala Sekolah TK Khas DT, Ade Karwati, S.IP mengatakan, inti dari kegiatan Talkshow Parenting Diary Bunda Part satu ini, ialah menceritakan kesibukan para bunda di pagi hari, yang sering kali merepotkan ketika membagi waktu antara anak, suami, rumah, dan urusan pribadi.

Selain Kepala Sekolah TK Khas DT, pembicara pada kesempatan tersebut ialah, Evelin Yuanit Wijayanti, S.Psi,. yang merupakan seorang Akademisi, Psikolog, dan Praktisi Pedidikan Anak Usia Dini. Selanjutnya ialah Ghaida Tsuraya Owner Butik GDa’s by Ghaida, yang turut menceritakan pengalaman menjadi seorang ibu dari empat anak di usia muda.

Menurut Ghaida, kunci dalam mendidik anak ialah sabar. Ia mengungkapkan, terkadang ia kerepotan saat keempat anaknya minta dilayani secara bersamaan. Seperti ada yang minta dimandikan, diantar sekolah, disuapin, dan dimandikan. “Jadi kita harus sabar, dan jangan sekali-kali mengucapkan kata-kata dengan nada tinggi, walapun kita sedang kesal, dengan begitu apa yang kita lakukan jadi ibadah, dan ke anaknya pun lambat laun akan mengerti,” ungkapnya pada Rabu (27/11).

Para orangtua yang hadir merasakan manfaat dari talkshow tersebut. Hal itu pun diungkapkan oleh Naira, salah seorang peserta. “Pentingnya parenting seperti, meningkatkan kesadaran orangtua, meningkatkan pengetahuan dan keterampilan orangtua dalam hal pengasuhan. Lalu mempertemukan kepentingan dan keinginan antara pihak keluarga dan sekolah,” tuturnya. (Sukmara Galih)