13 Kiat Meraih Berkah dalam Usaha (bagian kedua)

Melanjutkan dari tulisan pertama… 

Kelima, tekun (istiqamah).

Ketekunan atau istiqamah mendatangkan karamah (kemuliaan). Dalam dunia usaha, hal ini juga berlaku. Tidak ada satu pun usaha akan berhasil jika tidak ditekuni. Jadi, kuncinya adalah tekun. Yang berarti fokus dalam mengelola usaha yang saat ini dilakukan. Karena dominan masalah dalam dunia usaha adalah kurangnya ketekunan.

Keenam, tawakal.

Jika kita di dalam jurang dan hanya ada seutas tali yang tergantung erat, apa yang harus dilakukan? Tentu saja kita berpegangan kuat pada tali tersebut. Sebab kita tahu, tali itu yang akan menyelamatkan kita. Itu juga berlaku pada konsep tawakal. Dengan berserah diri hanya kepada Alllah, maka yakinlah bahwa Allah mengurus rejeki kita. Ini adalah aplikasi dari konsep tauhid. “Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah, maka Allah akan mencukupkan keperluannya.” (QS. ath. Thalaq [65]: 3).

Ketujuh, bangun lebih pagi.

Usahakan tidak tidur ba’da subuh. Karena keberkahan dan rejeki ada saat selesai salat subuh hingga fajar menjelang. Perbanyak aktifitas atau sedekah. Kebiasaan ini tidak hanya membawa keberkahan atas usaha yang dilakukan pada siang harinya, tapi juga akan membuat kita siap menghadapi tantangan pada hari itu.

Kedelapan, zikrullah.

Senantiasa melafazkan zikir akan mendatangkan banyak manfaat. Menghiasi hari dengan mengingat Allah akan menjauhkan diri dari tipu daya setan. Ucapan zikir seperti, ya Fattah, itu membuka urusan. Ya Rozak, itu yang membuka pintu rejeki. Bisa juga dengan istiqfar yang banyak manfaatnya. Seperti diampuni dosa, diberikan ketenteraman dan diberikan rejeki dari arah yang tidak diduga-duga.

Kesembilan, syukur.

“Jika kalian bersyukur, maka Allah akan menambah nikmat itu kepada kalian dan jika kalian ingkar, maka siksa-Ku amat keras.” (QS. Ibrahim [14]: 7). Ini adalah janji dan jaminan Allah. Perilaku yang tidak hanya mengantarkan pada rahmat Allah, namun juga kasih-Nya.

Sepuluh, toleransi.

Bentuknya bermacam-macam. Di antaranya dengan mempermudah orang yang berutang. Jika ia belum mampu melunasinya, dalam Islam diajarkan untuk menangguhkan waktu pelunasannya. Kalau perlu dibantu atau dikurangi. Jika memungkinkan, utang tersebut dihalalkan. Jika ada utang yang dihalalkan, lihat saja pertolongan Allah nanti seperti apa. “Allah mengasihi orang-orang yang longgar apabila menjual, membeli, dan jika menagih utang.” (HR. Bukhari).

Sebelas, zakat dan infak.

Jika ingin terbukanya pintu rejeki, harus membukakan pintu sedekahnya. Jangan khawatir akan kekurangan. Karena tidak ada ceritanya, ada orang yang menjadi miskin karena mengeluarkan hartanya untuk zakat, infak, atau sedekah.

Duabelas, qanaah.

“Bukannya kekayaan itu karena banyaknya harta benda, tetapi kekayaan yang sebenarnya adalah kaya jiwa.” (HR. Bukhari Muslim). Yakinilah ini dan jadikan sifat qanaah (merasa cukup) sebagai sikap hidup dalam melakoni dunia usaha. Dengan begitu, insya Allah keberkahan rejeki akan menghampiri.

Tigabelas, silaturahim.

Kadang kala kita berdoa minta rejeki, tapi kita sendiri yang menolaknya. Oleh Allah didatangkan rejeki lewat konsumen, namun tertolak karena perilaku kita. Karenanya jangan mengusir konsumen dengan perilaku negatif. Hormati dan perluas silaturahim. Itu dapat membuka jalan bagi datangnya rejeki.

Semoga dengan 13 kiat ini, keberkahan di dunia usaha akan terwujud. Sebagaimana ikrar bahwa hidup dan mati hanya untuk Allah, maka keberkahan adalah hasil nyata akan kebenaran dari ikrar tersebut. Ikrar yang menuju keselamatan dunia akhirat. (Abdurrahman Yuri)