Bike for Ibadah, Komunitas Pesepeda Daarut Tauhiid

Bersepeda menjadi kegiatan favorit di tengah pandemi saat ini. Berbagai komunitas pesepeda muncul dengan keunikannya masing-masing. Daarut Tauhiid (DT) sebagai salah satu lembaga pesantren di Bandung pun memiliki komunitas pesepeda.

Aa Gym sebagai pembina Yayasan DT menggagas komunitas Bike for Ibadah. Komunitas pesepeda khas DT ini tidak hanya bertujuan menyehatkan fisik, namun juga menyehatkan jiwa serta bernilai ibadah.

Niat untuk Ibadah
Menurut Abdurrahman Yuri atau biasa disapa A’Deda (adik Aa Gym) selaku pembina komunitas Bike for Ibadah, komunitas tersebut didasari firman Allah SWT Surah al-An’am [6] ayat 162, “Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah SWT.”

Bike for Ibadah memiliki tujuan utama untuk meningkatkan iman. Oleh karena itu, niat memiliki peranan penting dalam aktivitas gowes/bersepeda. Pertama, Bike for Ibadah diniatkan untuk zikir satu gowes satu zikir. Zikirnya bisa berupa istighfar, kalimat tayyibah atau hafalan Quran. Kedua, Bike for Ibadah diniatkan menyambung silaturahmi, bukan pamer sepeda.

Ketiga, diniatkan untuk menambah ilmu, contohnya pergi ke majelis taklim menggunakan sepeda, tentunya dengan menerapkan protokol kesehatan. Keempat, Bike for Ibadah bisa menjadi sarana berbagi doa bagi siapa pun. Ketika melihat pedagang, didoakan agar dagangannya laris. Saat melihat penyapu jalan, didoakan agar diberikan kesehatan lahir dan batin. Mendoakan siapa pun penting karena pada saat mendoakan orang lain, saat itulah malaikat pun mendokan hal yang sama kepada diri kita.

Jangan sampai bersepeda membuat kita lalai. Meninggalkan salat lima waktu, atau meninggalkan kewajiban pada keluarga dengan alasan kelelahan bersepeda. Bersepeda jangan sampai menimbulkan penyakit hati seperti riya, ujub, sombong karena merasa sepedanya paling bagus, badannya paling sehat, dan paling berpengalaman. Sepeda hanyalah sarana, bukan tujuan. Ada pun tujuan bersepeda adalah untuk menjaga kesehatan, menambah iman serta menambah ilmu.

Bike for Ibadah dan Tata Nilai DT
DT adalah lembaga dengan kultur pesantrennya yang kental. Sama dengan kultur pesantren lainnya, saat kiai/guru mencontohkan, maka murid/santrinya mengikuti. Menurut Gatot Kunta Kumara selaku ketua komunitas, bersepeda bagi sivitas DT adalah sarana menjaga amanah sehat dari Allah SWT. Sedangkan bergabung bersama komunitas Bike for Ibadah merupakan anjuran, bukan kewajiban.

Beberapa alasan Bike for Ibadah dijadikan komunitas khas DT, yakni: Pertama, bersepeda adalah olahraga yang aman dipilih saat pandemi dibanding jenis olahraga lainnya. Mengapa? Karena bersepeda bisa dilakukan sendiri, bersama keluarga atau teman dengan menerapkan protokol kesehatan. Selain untuk menjaga kesehatan, bersepeda terbukti membantu menghilangkan kejenuhan, khususnya bagi para santri yang menerapkan kebijakan Work for Home (WFH).

Kedua, sebagai entry point dakwah kepada para pesepeda lain di luar komunitas Bike for Ibadah. Hal ini dilakukan karena semakin banyaknya komunitas pesepeda di Indonesia. Bike for Ibadah adalah sarana menyosialisasikan tata nilai DT. Dakwah harus tetap dilakukan meski saat pandemi. Tidak harus menunggu pandemi selesai, tentunya dengan metode yang disesuaikan. Bike for Ibadah menerapkan tata nilai DT, di antaranya mewajibkan para anggotanya memakai pakaian syar’i, menjaga adab di jalan, dan menjaga adab kepada orang yang lebih tua.

Saat ini komunitas Bike for Ibadah dalam proses menjadi komunitas legal berbadan hukum. Dengan susunan kepengurusan, Abdullah Gymnastiar/Aa Gym sebagai Pengawas, Abdurrahman Yuri/A’Deda sebagai Pembina, Gatot Kunta Kumara dan Budi Faisal sebagai Ketua, Ruli sebagai Bendahara, dan Tomi sebagai Sekretaris. DT akan menyosialisasikan komunitas Bike for Ibadah ini ke seluruh cabangnya. Komunitas ini terbuka untuk umum, termasuk juga untuk perempuan. (Ana)