Agar Istiqamah Selepas Ramadhan

Ada dua versi pemaknaan bulan Ramadhan. Ada orang yang menganggap bahwa Ramdhan adalah penjara, maka datangnya bulan Syawal ini adalah kemerdekaan, merasa diri telah lolos dari pengekangan, karena di bulan Ramadhan banyak pelarangan-pelarangan untuk melakukan hal-hal tertentu yang dapat membatalkan puasa atau ibadah Ramadhan. Tetapi ada juga orang yang menganggap bulan Ramadhan adalah training centre (pusat latihan), maka dengan datangnya bulan Syawal adalah saatnya untuk mengetahui dan membuktikan apakah ia telah sukses latihan dan menempa diri selama bulan Ramadhan untuk bisa diterapkan di bulan Syawal dan bulan seterusnya.

Dalam hidup ini ada yang namanya karomah (kemuliaan), dan kemuliaan itu Allah berikan kepada orang-orang yang mampu istiqomah atau konsisten dalam beramal baik. Jadi jika kita ingin mendapatkan kemuliaan maka intinya kita harus bisa istiqomah dalam beramal baik. Orang yang istiqomah diibaratkan seperti air yang menetes secara konsisten keatas batu, meskipun air itu hanya menetes perlahan tetapi karena menetes secara terus menerus beraturan, batu yang keras sekalipun bisa berlubang karenanya. Begitu pun halnya dengan manusia.

Mengapa seseorang sulit untuk mencapai sesuatu, karena ia tidak konsisten melakukan sesuatu yang ingin diraih tersebut. Mengapa seseorang sulit untuk bisa terus beramal baiki, karena ia belum bersungguh-sungguh untuk melakukan dan menggapai kebaikan dari amalan tersebut. Karena sesungguhnya keistiqomahan itu adalah karunia dari Allah dan hanya hanya bisa didapat oleh mereka yang mampu bersungguh-sungguh dalam beramal. 

وَالَّذِيْنَ جَاهَدُوْا فِيْنَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَاۗ وَاِنَّ اللّٰهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِيْنَ

“Dan orang-orang yang berjihad (bersungguh-sungguh) untuk (mencari keridaan) Kami, Kami akan tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sungguh, Allah beserta orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al-Ankabut: 69)

Dari Firman tersebut, Allah akan memberikan kemudahan kepada seseorang untuk senantiasa berbuat kebaikan asalkan ia mampu bersungguh-sungguh dalam mengamalkannya. Baik itu kesungguhan dalam melakukannya maupun kesungguhan niat hanya untuk mendapatkan ridha Allah Ta’ala.

Perbanyak Dzikir

Maka jika kita ingin bisa tetap istiqomah dalam beramal dan beribadah setelah melewati bulan Ramadhan adalah memperbanyak dzikir, karena dengan berdzikir berarti kita mengingat Allah Ta’ala. Dan Allah akan mengingat kembali hambanya yang senantiasa mengingat-Nya, meskipun kita tidak ingat Allah, Allah akan tetap mengingat kita. Tetapi Allah akan memberikan keistimewaan bagi ia yang senantiasa menyempatkan diri untuk berdzikir dimanapun dan kapanpun. Dengan memperbanyak dzikir kepada Allah, insyaAllah kita akan dipermudah untuk senantiasa istiqomah beribadah kepada Allah.

فَاذْكُرُوْنِيْٓ اَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْا لِيْ وَلَا تَكْفُرُوْنِ

“Maka ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu ingkar kepada-Ku.” (QS. Al-Baqarah: 152).

Bentuk dzikir yang bisa dilakukan pun bermacam-macam. Selain dengan mengucapkan Laa ilaaha ilallah atau banyak berdoa kepada Allah. Shalat pun termasuk kedalam dzikir, bahkan shalat adalah dzikir terbaik dalam upaya mengingat Allah. Maka persoalannya saat ini adalah shalat kita sudah baik atau belum. Karena dzikir yang baik adalah ketika kita shalat dengan baik atau khusyu’. Maka perbaiki kualitas shalat kita jika kita merasa shalat kita belum baik, dimulai dari wudhu dengan cara yang baik, kemudian niat shalat, dan saat proses shalat, bahkan sampai pakaian atau hal yang kita gunakan dalam shalat. Bagi sebagian orang memang sulit untuk tidak mengingat hal lain ketika shalat, tetapi yang terpenting adalah bagaimana upaya kita untuk mengembalikan lagi fokus kita kepada Allah saat sedang shalat.