Amalan Hati, Penentu Kebahagiaan Dunia & Akhirat

Hadirin sekalian..

Ada sesuatu yang penting dalam diri kita, yaitu amalan hati. Dimana amalan hati menjadi penentu sebuah amal. Allah akan melihat seseorang itu dari amalan hatinya, sehingga dalam sebuah hadist Nabi Muhammad Shalallaahu ‘alaihi wasallam menyebutkan yang artinya:

“Diriwayatkan dari Abu Hurairah yang dimarlukan kepada Nabi Shalallaahu ‘alaihi wasallam beliau bersabda: “Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada rupa dan harta benda kalian, tetapi Dia hanya memandang kepada amal dan hati kalian.” (HR. Ibnu Majah).

Jadi saudara sekalian Allah Ta’ala  tidak akan memandang harta, kedudukan, dan rupa seseorang, melainkan apa yang ada dalam hati dan amal-amal seseorang. Makanya fokuslah pada apa yang Allah lihat, karena apa yang dilihat oleh Allah akan dihisab dan akan diperhitungkan. Misalkan diantara kita mana yang lebih banyak mengingat Allah atau lebih banyak mengingat harta? Kalau mengingat Allah pasti akan menjadi amal.

Makanya hadirin sekalian ada kata-kata “wajib bagi kita belajar ilmu hati. Hati-hatilah dengan hati, maka jagalah hati. Bila hati kian bersih, pikiran selalu jernih.” Dalam hadis riwayat Imam Bukhari dan Muslim, Rasulullah Muhammad Shalallaahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati (jantung).”

Hati itu adalah rajanya, jika rajanya buruk maka bala tentaranya akan ikutan buruk. Makanya kalau bangsa ini ingin menjadi bangsa yang baik tidak cukup hanya dengan kemajuan teknologi saja saudara, kalau sebuah teknologi tidak dibekali dengan iman boleh jadi akan menjadi maksiat, gampang berbuat jahat, dan bisa jadi bahaya saudara-saudara sekalian.

Marilah kita senantiasa memohon kepada Allah Ta’ala agar selalu dijauhkan dari perasaan yang buruk dan selalu bisa menjaga hati dengan baik, sehingga amal kita juga menjadi baik, karena amal baik merupakan syarat diterimanya amal di sisi Allah Ta’ala. Wallahu a’lam bishowab.

(KH. Abdullah Gymnastiar)