Apakah Anda Tipe Petugas yang Bertanggung Jawab?

Rasullullah saw bersabda, “Ketahuilah bahwa kamu sekalian adalah sebagai pemimpin dan kamu sekalian bertanggungjawab terhadap pimpinannya (rakyatnya), Maka sebagai Amir (pemimpin) yang memimpin manusia yang banyak adalah sebagai pemimpin yang bertanggungjawab atas pimpinannya (rakyatnya). Dan seorang suami (lelaki) adalah sebagai pemimpin bagi keluarganya dan dia bertanggungjawab terhadap mereka. Seorang isteri (wanita) adalah sebagai pemimpin di rumah, suaminya serta anak-anaknya  yang ia bertanggungjawab  terhadap mereka . Dan seorang hamba (budak) adalah sebagai pemimpin dalam menjaga harta tuannya. Ketahuilah, kamu sekalian adalah pemimpin dan kamu sekalian bertanggung jawab terhadap pimpinannya.” 

Hadis di atas dikaitkan dengan tugas kita sebagai bagian dari kelompok orang yang bekerja dalam suatu organisasi, apakah sebagai karyawan biasa atau sebagai pimpinan,  maka kita adalah petugas yang harus siap dimintai tanggung jawab dan wajib memberikan pertanggungjawaban sebagai orang yang telah diberi amanah dan wewenang (hak dan kekuasaan bertindak).

Menjalankan amanah dan wewenang dalam  organisasi,  akan ditemukan 2 tipe petugas yang dimintai tanggung jawab dan wajib memberikan pertanggungjawaban, yakni :

1. Petugas yang diberi dan memiliki tanggung jawab dan bertanggung jawab, petugas tipe ini dalam kesehariannya,

  • Mau dan siap memikul segala resiko dan merasa wajib menanggung resiko, jika terjadi sesuatu bahkan sampai dituntut, disalahkan dan diperkarakan, akibat dari sikap/tindakan sendiri atau pihak lain.
  • Mau memberi pertanggungjawaban atau siap berbuat sesuatu yang harus dipertanggungjawabkan.
  • Mau memberikan tenaga, pikiran dan perhatian penuh terhadap tugas yang diberikan.
  • Mengerjakan tugas dengan sebaik-baiknya (amanah).
  • Istiqomah/konsisten yakni terus-menerus melakukan kebenaran dan berani berkata “tidak” untuk sesuatu yang benar, dengan cara yang benar.

Selanjutnya adalah:

2. Petugas yang diberi dan memiliki tanggung jawab tapi tidak bertanggung jawab, petugas tipe ini akan tampak:

  • Acuh tak acuh dengan tugas yang diberikan.
  • Ceroboh, lalai dan melakukan kesalahan yang berulang.
  • Hasil pekerjaan tidak berkwalitas.
  • Mudah menyerah dengan masalah, masalah dianggap kendala bukan tantangan.

Semoga kita tidak termasuk dalam tipe petugas yang kedua dan berusaha untuk menjadi tipe petugas yang pertama. Walaupun itu tidak mudah, karena tidak sekedar usaha “lahiriyah” yang harus dilakukan, tapi yang terpenting adalah menumbuhkan nilai-nilai positif dalam diri dengan terus melakukan proses “penajaman hati”, sehingga peka untuk merasakan,  bahwa sekecil dan sehalus apapun  yang kita  dilakukan ada yang menyaksikan dan akan dimintai pertanggungjawabannya. Dan Ingat! Setelah pertanggungjawaban di dunia selesai, maka akan ada yang lebih berat lagi yakni kita harus siap mempertanggungjawabkan amanah yang telah kita terima selama di dunia kepada Allah SWT  di akhirat kelak. Kita harus siap menanggung segala resikonya, baik atau buruk.

Renungkanlah! Selama menjalankan amanah di dunia apakah kita sudah bersungguh-sungguh untuk mengikuti petunjuk Allah SWT dan keteladan Rasulullah? “Rasa” inilah yang harus “dipertajam”  sehingga tumbuh keyakinan dan takut kepada Allah SWT Pencipta dan Penguasa alam semesta,  yang terus-menerus manatap dan menyaksikan apapun yang kita perbuat dan kelak harus dipertanggungjawabkan.

Inilah sebabnya mengapa kita harus bertanggung jawab selama di dunia. Karena jika sudah yakin bahwa Allah SWT adalah tujuan hidup dan sebagai Khalik yang akan meminta pertanggungjawaban manusia,  maka secara otomatis pertanggungjawaban di dunia akan mengikuti dengan kualitas terbaik.

Sedangkan upaya  menjadi petugas dalam organisasi yang diberi dan memiliki tanggung jawab dan bertanggung jawab, dikaitkan dengan aspek “lahiriyah”, maka yang perlu dibangun adalah ketrampilan mengatur dan mengelola amanah dan wewenang yang telah diberikan diantaranya adalah :

  • Pahami fungsi tugas pokok, wewenang, dan tanggung jawab dari suatu posisi/jabatan.
  • Pahami dari suatu instruksi/perintah, tanyalah kepada pemberi instruksi/perintah, apa latar belakang instruksi, maksud dan tujuan dan hasil yang diharapkan. Dalam kegiatan organisasi terkadang seorang pimpinan memberikan instruksi/perintah tapi tidak menjelaskan tujuannya dan tidak memberikan petunjuk atau arahan-arahan, sehingga penerima tugas kebingungan karena tidak tau apa yang harus dikerjakan.
  • Pahami prosedur yang telah disepakti dan disahkan, jika ada yang belum paham mintalah penjelasan kepada yang berkompeten dan berwenang. Terkadang kesalahan terjadi bukan karena punya niat jelek, tapi tidak paham aturan/prosedur yang berlaku.. Jika aturan/prosedur belum ada, agar didialogkan untuk mendapatkan kebijakan. Namun jika ternyata kebijakan belum ada, maka gunakanlah aturan yang berlaku umum atau kewajaran umum, yang tak kalah pentingnya adalah gunakan “rasa” yang bersumber kepada keyakinan dan takut kepada Allah SWT dan semangat untuk berbuat yang terbaik.
  • Lakukan perencanaan yang matang, karena akan memberi keuntungan seperti, meminimalisir kesalahan sehingga pekerjaan bisa selesai dengan lancar, mengurangi keterlambatan dalam penyelesaian, adanya fungsi control yang baik, hemat sdm dan biaya, mudah melakukan komunikasi, koordinasi dan control, dan mudah untuk melatih sdm.
  • Cek kembali apakah yang akan dan sedang dikerjakan telah direncanakan dengan matang dan telah disepakati dan disahkan, karena akan  terkait dengan sesuatu yang harus dikerjakan dan cara mengerjakannya, sebagaimana  dengan tanggung jawab  yang telah diberikan serta mengacu kepada tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Dalam proses cek kembali ini  memungkinkan bahkan harus dilakukan tindakan perbaikan-perbaikan/pembenahan kesalahan, pengawasan, pemeriksaan, pencocokan, pengendalian agar sesuai rencana, mencegah terjadinya kesalahan/kekeliruan/penyimpangan yang sebetulnya bisa dihindari, dan menghindari kerugian yang parah (fatal).

Nah, mau dan siapkah kita menjadi  manusia sebagai petugas yang diberi dan memiliki tanggung jawab dan bertanggung jawab? Semoga Allah SWT mengampuni segala kesalahan, kelalaian, kekurangan kita sebagai manusia yang lemah serta membimbing kita menuju jalan-NYA. Amiin. (Khairati)