Dua Belas Kabilah Bani Israil

“Dan sesungguhnya Allah telah mengambil perjanjian (dari) Bani Israil dan telah Kami angkat diantara mereka 12 orang pemimpin dan Allah berfirman: “Sesungguhnya Aku beserta kamu, sesungguhnya jika kamu mendirikan shalat dan menunaikan zakat serta beriman kepada rasul-rasul-Ku dan kamu bantu mereka dan kamu pinjamkan kepada Allah pinjaman yang baik sesungguhnya Aku akan menutupi dosa-dosamu. Dan sesungguhnya kamu akan Kumasukkan ke dalam surga yang mengalir air didalamnya sungai-sungai. Maka barangsiapa yang kafir di antaramu sesudah itu, sesungguhnya ia telah tersesat dari jalan yang lurus”. (Q.S. al-Maidah/5: 12).

Bani Israil terkoordinir. Nabi Musa a.s. harus mampu mengoptimalkannya. Bani Israil yang begitu banyak harus menjadi aset berharga untuk meraih cita-cita yang selama ini diperjuangkan yaitu menjemput negeri yang Allah janjikan.

Para pemuda yang berusia 20 tahun (ke atas) pun dikumpulkan. Ya, 20 tahun adalah usia matang. Matang berpikir dan enerjik. Sangat sayang bila tidak termanfaatkan di masa terbaiknya.

Nabi Musa a.s. mengorganisir. Semua sumber daya manusia yang terkumpul dibariskan. Dipilihlah dua belas barisan, mengacu kepada dua belas keturunan Nabi Ayub a.s. Pilihan ini dengan mantap digunakan, menindaklanjuti petunjuk yang dulu disampaikan Allah kepada moyangnya (Nabi Ibrahim) Ibrahim bahwa cucunya (yang bernama Ayub beserta kabilahnya) Allah janjikan negeri (kekuasaan).

Kedua belas kabilah Bani Israil yang dibariskan tersebut adalah:

Kabilah Bani Lawi. Terdiri dari 22.000 personil. Kabilah ini mendapat amanah khusus yaitu sebagai penanggung-jawab Qubbatuz Zaman. Tugasnya adalah membongkar dan memasang Qubbatuz Zaman selama Bani Israil berada dalam masa pengembaraan (menuju negeri yang dijanjikan).

Kabilah Bani Rubil (anak pertama Nabi Ya’qub). Jumlah personilnya sebanyak 46.500 orang, dipimpin oleh Yashur bin Syadiur. Mereka dipersenjatai dan bertugas mengamankan bagian sisi kanan Qubbatuz Zaman.

Kabilah Bani Dan. Jumlah personilnya sebanyak 62.700 orang, dipimpin oleh Akhiazar bin Amsyadei. Mereka bersenjata  dan ditugaskan mengamankan bagian sisi kiri Qubbatuz Zaman.

Kabilah Bani Naftali. Bersenjata, jumlah personil sebanyak 53.400 orang dipimpin oleh Bab bin Hailun. Mereka ditugaskan mengamankan bagian belakang Qubbatuz Zaman.

Adapun kedelapan kabilah lainnya (yaitu sebanyak 8 Bani) ditugaskan untuk mengamankan bagian depan Qubbatuz Zaman beserta arah lain yang memungkinkan musuh menyerang. Kedelapan kabilah itu adalah:

Kabilah Bani Syam’un. Terdiri dari 59.300 personil, dipimpin oleh Syalomiel bin Haru Yasydai.

Kabilah Bani Yahudza. Terdiri dari 74.600 personil, dipimpin oleh Nahsyun bin Aminadab.

Kabilah Bani Esakhar. Terdiri dari  54.400 personil, dipimpin oleh Nasyail bin Shau’ar.

Kabilah Bani Yusuf. Terdiri dari 40.500 personil, dipimpin oleh Yusya bin Nun.

Kabilah Bani Maisya. Terdiri dari 31.200 personil, dipimpin oleh Jamleil bin Fadhashur.

Kabilah Bani Benjamin. Terdiri dari 35.400 personil, dipimpin oleh Abidan Jad’un.

Kabilah Bani Had. Terdiri dari 45.650 personil, dipimpin oleh Yasaf bin Rawail.

Kabilah Bani Asyir. Terdiri dari 41.500 personil, dipimpin oleh Faje’iel bin Akran.

Lengkap, sebanyak dua belas kabilah bahu membahu mengawal Qubbatuz Zaman sebagai kiblat selama pengembaraan dan tempat Nabi Musa berkomunikasi dengan Allah (di samping Tabut). Demikianlah kehidupan Bani Israil selama masa pengembaran. Momen ini menjadi momen yang mengompakkan mereka dari yang asalnya mengalir apa adanya menjadi terstruktur seperti bangunan yang kokoh, sampai tiba masa mereka di negeri yang dijanjikan. Wallahu a’lam. 

(Oleh : Ustaz Edu, sumber foto :Risalah Tarbawiyah)