Elvandi: Santri DT Harus Jadi Muslim Produktif

Di tengah ribuan peserta Seminar dan Talk Show ‘Millenial Baper! Resolusi 2020’, Ustaz Muhammad Elvandi, Lc, MA, (Kang El), mengajak mereka, khususnya Santri Daarut Tauhiid (DT), untuk jadi muslim yang produktif. Menurutnya, jangan biarkan waktu terbuang sia-sia. Misal, saat terkena macet di jalan, jangan habiskan waktu dengan keluh kesah, dan menggerutu. Tapi, maksimalkan itu untuk dengan mendengar tausiah, atau lantunan ayat suci al-Quran, agar waktu tidak terbuang begitu saja.

“Sambil nyetir mobil, bisa sambil dengar tausiah atau murratal al-Quran. Sedang di kendaraan umum, atau menunggu, bisa sambil baca buku. Sedang olahraga, sambil dengar kajian. Intinya, jangan sampai waktu berlalu dengan sia-sia,” katanya pada Sabtu (28/12), di lantai utama Masjid DT Bandung.

Menurutnya, resolusi apa pun dalam hidup tidak akan dapat terwujud, tanpa ada langkah nyata untuk mewujudkannya. “Berbagai permasalahan di negara ini tidak selesai dengan teriak-teriak. Butuh langkah-langkah yang jelas dan nyata untuk menyelesaikannya. Begitu juga dalam hidup kita,” lanjutnya.

Pria lulusan Universitas Al-Azhar, Mesir, Institute Europian de Sciences Humaines de Paris, Prancis, dan University of Manchester ini mengungkapkan, seorang muslim harus memiliki tujuan yang besar untuk masuk surga-Nya Allah SWT, tapi juga harus produktif di dunia, karena surga didapat dengan kontribusi besar selama hidup di dunia.

Katanya, mindset umat ini harus diubah. Muslim harus menguasai berbagai ilmu strategis di dunia. “Bukan tidak boleh fokus belajar agama. Tapi, harus diimbangi juga dengan ilmu dan teknologinya. Seperti menggunakan media sosial untuk dakwah, ” katanya.

Kang El kemudian mengingatkan untuk tidak malas belajar, apalagi sekarang beragam ilmu bisa dengan mudah didapat melalui internet. “Dulu Imam Bukhari untuk mendapat satu hadis melakukan perjalanan yang jauh. Sedangkan kita di zaman internet ini, berbagai ilmu bisa didapat dengan mudah. Sekarang mah tinggal klik, download, ini dahsyat. Makanya jangan malas belajar,” tegasnya.

Ia juga menjelaskan, hal-hal yang bernilai ibadah dan menghasilkan pahala, tidak hanya salat dan mengaji. Semua hal yang dilakuka dalam hidup harus bernilai ibadah, termasuk berkarya. Jika ada yang menguasai arsitektur, berkaryalah di bidang arsitektur, sambil mengenalkan dakwah Islam. Jika ada yang menguasai tulis menulis, berkaryalah di bidang itu agar setiap tulisan yang ditulis bermanfaat bagi banyak orang, dan mengalirkan pahala.

“Begitu pula dengan yang ahli di bidang industry, pertanian, peternakan, kedokteran, teknologi informatika, animasi, hingga perfilm-an. Saya pikir kalau mereka punya keahlian, jangan ditinggalkan. Mari jadi muslim yang produktif, sesuai passion nya masing-masing,” katanya. (Cristi Az-Zahra)