Gunung Nini Pangalengan, Pesona Alam Nan Memukau

Rindu suasana menyejukkan ala pegunungan dengan hamparan hijau seluas mata memandang? Nah, pesona alam di Gunung Nini Pangalengan adalah tempat yang tepat menyalurkan rasa rindu itu. Bisa juga untuk melepas kejenuhan atau sekadar bercengkrama dengan alam agar kebahagiaan terundang datang.

Menyoal urusan keindahan alam, salah satu destinasi wisata alam andalan Pangalengan ini dijamin tidak mengecewakan. Berada di tengah-tengah kawasan Perkebunan Teh Malabar yang legendaris, Gunung Nini Pangalengan punya daya pukau luar biasa.

Bukanlah Gunung

Jika ada yang beranggapan ‘penampakan’ Gunung Nini sebagaimana namanya, maka anggapan ini keliru. Gunung Nini memiliki ketinggian yang layak disandingkan dengan bukit, bukan gunung. Apalagi dibandingkan dengan gunung-gunung menjulang yang ada di sekitarnya, yakni Papandayan atau Cikuray.

Memiliki ketinggian sekitar 1.616 meter di atas permukaan laut, membuat Gunung Nini dapat didaki siapa saja. Tak membutuhkan energi ekstra untuk mencapai puncaknya. Tua, muda, bahkan anak-anak bisa menikmati keindahan panorama di puncak Gunung Nini. Pemandangan kebun teh nan asri, dipadukan dengan udara segar layaknya pegunungan adalah keniscayaan yang bisa dirasakan.

Dianjurkan menikmatinya saat pagi (sunrise) atau petang (sunset) menjelang, karena bias sinar matahari kala itu menyajikan warna memukau. Yakni pesona ketika sinar matahari pagi menerpa dan muncul dari balik Gunung Papandayan. Pun saat matahari terbenam di balik punggung Gunung Tilu. Lengkap sudah suguhan keindahan alam yang memanjakan mata. Keindahan yang dicari untuk dibadikan oleh para fotografer profesional maupun amatiran.

Apalagi di puncak Gunung Nini dibangun saung atau tempat beristirahat yang tak kalah cantik. Dengan taman mungil yang turut dibangun di sekitarnya, membuat pemandangan di sana bisa dinikmati sembari bercengkrama dengan keluarga atau kerabat.

Perkebunan Teh Malabar

Keberadaan Gunung Nini Pangalengan tidak bisa dilepaskan dengan Perkebunan Teh Malabar yang ada di sekitarnya. Nama perkebunan ini tidak asing bagi sebagian orang, terutama para penikmat pemandangan kebun teh. Selain telah lama berdiri yakni pada tahun 1896, Perkebunan Teh Malabar didirikan oleh seorang berkebangsaan Belanda yang namanya sangat dikenal. Bahkan diabadikan sebagai nama salah satu observatorium yang ada di Indonesia, tepatnya di Lembang, Bandung. Ia adalah Karel Albert Rudolf Bosscha.

Konon, ketika Bosscha membangun perkebunan ini, ia akan mendaki Gunung Nini jika hendak mengawasi seluruh kawasan kebun teh miliknya. Dan memang jika berada di puncak Gunung Nini saat cuaca cerah, seluruh area Perkebunan Teh Malabar terpantau jelas. Bahkan siluet Gunung Papadayan yang dipayungi awan putih, Situ Ciluenca, dan Kota Pangalengan juga terpampang memenuhi pandangan.

Akses ke Gunung Nini

Dua kata kunci jika hendak ke Gunung Nini, yakni Pangalengan dan Malabar. Dua kata tersebut merujuk pada nama kota yang harus diingat sebagai panduan menuju ke tempat wisata ini. Jika perjalanan dimulai dari Bandung, maka jangan lupakan dua nama kota tersebut.

Perjalanan dari Bandung bisa ditempuh menggunakan kendaraan pribadi atau angkutan umum menuju Pangalengan. Setelah itu ganti rute menuju Malabar yang juga bisa diakses dengan kendaraan pribadi atau angkutan umum. Sesampai di pintu masuk Malabar, lanjutkan perjalanan memasuki area Perkebunan Teh Malabar menuju mess Malabar dan makam Bosscha.

Nah, dari sini perjalanan ditempuh dengan berjalan kaki. Jangan khawatir, meski ditempuh dengan berjalan kaki dijamin tidak menguras tenaga. Ini karena selain jarak tempuh tidak terlalu jauh dan track pendakian terbilang landai, pemadangan melintasi perkebunan akan memberikan sensasi yang ampuh menutupi rasa jerih.

Jika berjalan santuy, hanya butuh waktu setengah jam untuk sampai ke Gunung Nini Pangalengan. Jika telah berada di puncak, nikmati dan resapi pesona alam nan memukau. Memberikan pengalaman indah yang susah untuk dilupakan. (daaruttauhiid)