Hal yang Tidak Boleh Dibagikan Kepada Orang Lain

Orang yang ikhlas yang bukan memikirkan amal yang ia lakukan, akan tetapi memikirkan bagaimana amalnya diterima. Karena memikirkan amal dan memikirkan diterima atau ditolaknya amal adalah sesuatu yang berbeda. Orang yang ikhlas sangat serius menjaga amalnya dari awal hingga akhir, karena boleh jadi niat awalnya benar akan tetapi diakhirnya menjadi riya, atau boleh jadi yang awal niatnya ikhlas kemudian menjadi sum’ah, yaitu senang menceritakan kebaikan kepada orang lain.

Salah satu yang merusak niat ikhlas seseorang adalah menceritakan amal kepada orang lain, oleh karenanya kita harus membantu orang lain untuk tetap ikhlas menjaga amalnya, salah satunya tidak perlu menanyakan amal-amalanya, seperti puasa senin dan kamis, tahajud, baca Qur’an, dhuha, dan seterusnya. Karena dengan bertanya akan mudah bagi orang lain menceritakan amalan yang ia lakukan, yang menjadi sebab rusaknya amalan seseorang, pada dasarnya kecenderungan manusia itu senang menceritakan amalnya, bahkan bisa berlebihan dengan berbohong.

Kemudian orang yang ikhlas sibuk menyembunyikan amalnya, banyak orang lain yang tidak mengetahui amalnya, berbanding terbalik dengan diatas yang sibuk memberitahukan amalnya kepada orang lain. Maka coba cek kembali amalan-amalan yang kita lakukan selama ini, apakah amalan kita kecenderungannya ingin diketahui orang lain atau apakah kita mempunya amalan istimewa yang tidak diketahui orang lain?. Kecuali amalan wajib yang sunnahnya memang diketahui orang, seperti sholat fardu ke masjid yang memang tidak bisa ditutupi. Oleh karena itu hindari memamerkan amalan-amalan sunnah yang dilakukan, dengan tidak mengunggah di media sosial.

Allah Ta’ala pun banyak menyebut ayat-ayat Al-Qur’an tentang keikhlasan, seperti dalam surat Al-A’raf ayat 29:

قُلْ أَمَرَ رَبِّي بِالْقِسْطِ وَأَقِيمُوا وُجُوهَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَادْعُوهُ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ كَمَا بَدَأَكُمْ تَعُودُونَ

“Katakanlah, “Tuhanku menyuruhku untuk berlaku adil. Dan hadapkanlah wajahmu (kepada Allah) pada setiap shalat, dan sembahlah Dia dengan mengikhlaskan ibadah semata-mata hanya kepada-Nya. Kamu akan dikembalikan kepada-Nya sebagaimana kamu diciptakan semula.”

Hadirin mungkin pernah mendengar perumpamaan dalam beramal yang baik, “bersedekahlah dengan tangan kanan tetapi jangan sampai tangan kiri mengetahuinya”. Nah perumpamaan itu sebetulnya adalah pesan buat kita semua, tangan kiri yang dekat saja jangan sampai tahu dengan amalan baik kita, apalagi orang-orang yang jauh dengan kita misalkan lewat media sosial, mereka ga perlu tahu soal ibadah kita, karena kalaupun orang-orang tahu tentang amalan kita memangnya kita akan dapat apa dari mereka ?

Dapat pujian atas ibadah yang kita lakukan tidak akan memberikan efek apa-apa buat kita kedepannya. Pujian dan penilaian orang lain belum tentu akan membuat amalan yang kita lakukan diterima oleh Allah Ta’ala. Malahan berpeluang besar ibadah yang sudah kita lakukan tidak diterima oleh Allah, jadi sia-sia akhirnya, na’udzubillahi min dzalik. Semoga kita senantiasa sadar untuk tidak mengumbar ibadah dan amalan baik kita kepada orang lain. Wallahu a’lam bishowab.

(KH. Abdullah Gymnastiar)

daaruttauhiid.org