Kekuatan Obsesi

Bicara tentang obsesi besar dan mimpi-mimpi besar, para pemimpin hebat dunia selalu memilikinya. Paling hebat dari itu semua, lihatlah bagaimana kisah Rasulullah saw dalam Perang Khandaq. Ketika itu dalam upaya pembuatan parit pertahanan untuk menghalau pasukan koalisi kafir Quraisy, Yahudi, dan suku lainnya, para sahabat menemui kesulitan untuk memecahkan sebuah batu yang menghalangi proses penggalian parit. Kemudian Rasulullah turun tangan untuk memecahkan batu tersebut.

Perang Khandaq dan Gajah Mada

Sembari memecahkan batu tersebut Rasulullah memejamkan mata seraya mengatakan, “Allahu Akbar! Telah diberikan kepadaku kunci-kunci kerajaan Islam. Demi Allah saat ini aku benar-benar melihat istana-istananya (yang penuh dengan gemerlapan).” Kemudian beliau memukul batu itu untuk yang kedua kalinya. Lantas beliau pun bersabda, “Allahu Akbar! Telah diberikan kepadaku negeri Persia. Demi Allah aku benar-benar melihat istana kerajaan yang penuh dengan gemerlapan sekarang ini.” Kemudian beliau memukul tanah itu untuk yang ketiga kalinya dan bersabda, “Allahu Akbar! Aku benar-benar diberi kunci-kunci kerajaan Yaman. Demi Allah aku benar-benar melihat pintu pintu Shan’a dari tempatku ini.”

Kemudian masih dalam Perang Khandaq, seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah, “Ya Rasulullah kota mana yang akan kita taklukan terlebih dahulu, Konstantinopel atau Roma? Rasulullah menjawab, “Kota yang dipimpin oleh Heraklius (Konstantinopel).” Mari kita bayangkan dalam kondisi perang yang tidak berimbang dan belum tentu menang, justru Rasulullah masih membincangkan tentang visi penaklukan negeri-negeri yang saat itu adalah super power dunia. Betapa hebatnya kekuatan obsesi.

Sejarah nusantara pun mencatat bagaimana Mpu Gajah Mada mendeklarasikan Sumpah Palapa untuk menyatukan Nusantara saat dirinya dilantik menjadi Mahapatih Majapahit. Padahal saat itu Majapahit baru saja diporak-porandakan oleh para pemberontak internal. Bahkan Raja Kalagemet sempat terusir dari Keraton saat pemberontakan Ra Kuti. Di kemudian hari cita-cita sang Mahapatih menyatukan Nusantara di bawah pPanji Majapahit terbukti keberhasilannya. Itulah hebatnya kekuatan obsesi.

Energi Cinta

Bagi para penyeru kebaikan sudah seharusnyanya setelah menikah obsesi besar untuk melakukan kerja-kerja perubahan semakin meningkat. Juga setelah bekerja, adanya sumber daya yang kita miliki semestinya menjadi katalisator agar obsesi-obsesi kita semasa kuliah dan masih lajang bisa semakin mendekati kenyataan. Jangan sampai pekerjaan dan keluarga justru menyurutkan obsesi-obsesi yang pernah kita semai semasa lajang dulu.

Setelah membahas pentingnya obsesi, mari kita membahas cinta sebagai sumber energi. Jika obsesi diibaratkan sebagai peta perjalanan yang akan dilalui oleh sang aktivis, maka cinta adalah bahan bakar yang memberi energi bagi para penyeru kebaikan untuk terus bergerak. Kata Martin Luther King seorang tokoh terkenal dari Amerika Serikat, “Love is the most durable power in the world.” Cinta adalah kekuatan yang paling tahan lama di dunia. Pertanyaannya adalah cinta yang bagaimana? Cinta kepada manusia hanya memberikan energi yang terbatas. Akan tetapi cinta kepada Allah sang Maha Segalanya tentu akan memberikan energi yang tak terhingga dan takkan pernah habis.* (Gian)

*disunting dari Mengapa Aktivis Menghilang Setelah Menikah oleh Gandring AS

ket: ilustrasi foto diambil saat sebelum pandemi