Lulus dari SMA DTBS, Faisal Pilih Khidmat di Daarus Sunnah

Faisal, Lulusan Santri SMA Daarut Tauhiid Boarding School (DTBS), dan SantriTahfidzul Quran (STQ) DT, memilih untuk khidmat di Daarus Sunnah, Eco Pesantren DT, Jalan Cigugur Girangm Parongpong, Kabupaten Bandung Barat. Di sana, ia bertugas mengurus kuda-kuda, yang di antaranya ialah milik KH. Abdullah Gymnastiar (Aa Gym).

“Saya pertama ke Daarut Tauhiid untuk belajar Tahfidz Quran, ketika menjadi Santri STQ saya mulai mengenal lingukungan dan budaya DT. Merasa kerasan di sini, saya melanjutkan sekolah di SMA DTBS di Eco Pesantren ini, dan setelah lulus saya punya rasa tidak mau pulang ke rumah, lalu saya memilih khidmat di DT sampai sekarang. Saya diamanahi untuk mengurus kuda. Sebelum terbentuk Daarus Sunnah ini, Aa Gym juga baru memiliki tiga ekor kuda, salah satunya yang masih hidup yaitu Zulfikar namanya,” katanya, saat di temui di Daarul Sunnah Eco Pesantren, Jumat (19/7).

Ia menjelaskan, Zulfikar merupakan salah satu kuda pertama di Daarus Sunnah, yang masih hidup hingga kini. Kuda Zulfikar saat ini berusia 11 tahun. Setiap pagi, Faizal mengajak Kuda Zulfikar berlari, memberi makan yang berupa rumput, dedak, dan onggok.

“Zulfikar ini dulu kuda yang sering Aa Gym tunggangi. Seiring berjalannya waktu, banyak teman Aa Gym yang ingin ikut berkuda, terus pada beli kuda dan disimpan di sini. Ada

yang dikembangbiakan, dan sampai sekarang, di Daarus Sunnah ini memiliki 30 ekor kuda. Zulfikar sendiri usianya baru 11 tahun, namun di usia kuda, 11 tahun sudah tua, jadi Aa Gym pun memilih Dareeb, kuda inpor yng lebih kuat dan muda untuk dijadikan kuda tunggangannya,” tambahnya.

Terakhir, Faisal mengungkapkan alasannya bertahan khidmat di DT. “Pertama, saya betah di lingkungan Daarut Tauhiid, karena berada di sini, hidup itu lebih tenang dan terkontrol. Tidak pernah merasa cemas yang berlebih. Kedua, di sini ada teman yaitu Zulfikar, walaupun hanya seekor kuda, tapi ada hikmahnya. Di antaranya melatih kesabaran dan keberanian, karena hanya orang yang memiliki kesabaran dan keberanian yang bisa mengurusi kuda-kuda di sini,” ungkapnya. (Sukmara Galih)