Makanan Penghuni Neraka

Neraka merupakan satu tempat yang telah Allah sediakan bagi makhluk-makhluk termasuk manusia yang selama hidupnya selalu berbuat dosa dan tidak bertaubat kepada Allah. Di dalam neraka selain dari siksaan-siksaan yang ada, Allah juga telah menyiapkan hidangan-hidangan khusus yang akan disantap oleh para penghuninya.

Makanan yang pertama adalah zaqqum yang berasal dari pohon yang diciptakan dari api. Zaqqum merupakan makanan yang buruk dan jahat, sebagaimana yang disampaikan dalam hadits Nabi.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bahwa: 

لو أنَّ قطرةً قَطِرَتْ من الزَّقُّومِ في الأرضِ لأَمَرَّتْ على أهلِ الدنيا معيشتَهم فكيفَ بمن هوَ طعامُهُ وليس له طعامٌ غيرُه

“Jika setetes air dari pohon zaqqum jatuh menetes ke bumi, maka akan merusak kehidupan penduduk dunia. Jadi, bagaimana dengan orang yang memakannya?” (HR Ahmad Syakir dalam Musnad Ahmad, dari jalur Mujahid bin Jabr al-Makki, dengan sanad yang shahih).

Yang kedua adalah ghislin, Ibnu Abbas menafsirkan bahwa Ghislin merupakan makanan yang dibuat dari nanah yang bercampur dengan darah dan berasal dari tubuh para penghuni neraka lainnya, rasa dari minuman ini sudah pasti tidak bisa terbayangkan seperti apa rasanya.

فَلَيْسَ لَهُ الْيَوْمَ هَاهُنَا حَمِيمٌ*وَلَا طَعَامٌ إِلَّا مِنْ غِسْلِينٍ*لَّا يَأْكُلُهُ إِلَّا الْخَاطِئُونَ

“Dan tiada (pula) makanan sedikit pun (baginya) kecuali dari darah dan nanah. Tidak ada yang memakannya kecuali orang-orang yang berdosa.” (QS. Al-Haqqah: 35-37).

Makanan yang ketiga adalah dhari’, pohon dengan duri yang kering dan tidak memiliki daun. Ini makanan yang sangat kejam, jahat, jelek, dan pahit, sehingga tidak menggemukkan tubuh orang yang memakannya, dan tidak menghilangkan rasa lapar mereka, justru akan merusak organ dalam tubuh orang yang memakannya.

لَّيْسَ لَهُمْ طَعَامٌ إِلَّا مِن ضَرِيعٍ*لَّا يُسْمِنُ وَلَا يُغْنِي مِن جُوعٍ 

“Mereka tiada memperoleh makanan selain dari pohon yang berduri, yang tidak menggemukkan dan tidak pula menghilangkan lapar.” (QS. Al-Ghasyiyah: 6-7).

Makanan keempat yakni makanan dzaghussah. Ibnu Abbas menafsirkan bahwa makanan tersebut ialah suatu makanan yang menempel di tenggorokan, tetap berada di dalam, dan tidak keluar-masuk. Bisa dibayangkan bagaimana jika kita memakan makanan yang sangat tidak enak dan menjijikkan yang tidak bisa ditelan dan tidak bisa dikeluarkan juga, naudzubillahi min dzalik. (Wahid)