Membangun Kehidupan Bahagia

Membangun Kehidupan Bahagia

Hidup bahagia pasti adalah keinginan setiap orang. Tidak ada orang yang hidup maunya hidup sengsara. Sifat manusiawi. Tapi bagaimana caranya kita hidup bahagia tidak hanya didunia tapi juga bisa bahagia dikahirat kelak. Berapa kiat-kiat sederhana sebenarnya yang sering kita dengar, tapi coba sekarnag diulang lagi dengan simple. Apa saja sih yang membuat hidup bahagia di dunia?

Pertama, jika kita ingin hidup bahagia maka jangan ada yang lengket dihati. Kita bisa punya dunia, pendamping hidup, punya anak, punya harta, pangkat, punya kedudukan, dan barang apa saja yang sah menurut agama yang dimiliki oleh manusia.  Tapi memiliki tidak harus lengket, kenapa? Karena yang paling berhak melekat atau lengket dihati adalah pemilik dunia beserta isinya yaitu Allah Ta’ala.

Jadi saudara-saudara sekalian, jika ingin bahagia coba periksa siapa yang dominan didalam hati dan pikiran kita, yang paling dominan yang sering kita sebut–sebut, kalau itu ternyata selain Allah Ta’ala maka kita pasti bermasalah, kita tidak bahagia pasti gelisah. Tidak mungkin juga kita tidak ingat dunia karena faktanya kita berada didunia saat ini, tetapi setiap ingat dunia, coba ditutup dengan zikrullah, dengan cara ingat bahwa ini milik Allah.

Kedua, jangan diperbudak oleh keinginan. Punya keinginan boleh tapi diperbudak keinginan jangan. Kalau bisa memilih, maka pilih sesuatu yang disukai oleh Allah Ta’ala, karena menginginkan sesuatu yang tidak disukai Allah akan rugi. Jadi kalau kita menginginkan sesuatu yang disukai Allah maka sudah pasti untung. Kadang-kadang keinginan cocok dengan hawa nafsu kita biasanya bisa merusak kebersihan hati kita.

Ketiga, Jadilah orang yang qona’ah. Jadi orang yang hidupnya tidak simpel dan banyak menginginkan sesuatu pasti banyak pikiran, makan waktu, dan makan banyak emosi. Makanya mari kita bawa diri kita menjadi pribadi yang qona’ah, terima apa adanya, simpel, proporsional, dan sesuai dengan keperluan. Jadi jangan sesuai keinginan tapi tidak sesuai dengan keperluan atau kebutuhan.

Jadi kata kuncinya mudahkan jangan dipersulit, gembirakan jangan dibuat mencekam hidup ini, jadi jika ingin bahagia maka mudahkan. Kemudian sibuklah memperbaiki diri, jangan sibuk mengurusi orang lain. Bagaimana jika sudah memperbaiki diri tetapi tidak dihargai orang, kita memperbaiki diri bukan untuk dihargai orang tapi karena Allah Ta’ala. Wallahu a’lam bishowab.

(KH. Abdullah Gymnastiar)