Membedah Hikmah Perjalanan Hijrah Nabi

Sejak sore, pada Selasa (6/2), Kota Bandung masih terus diguyur hujan hingga malam hari. Terlihat para warga sekitar Pondok Pesantren Daarut Tauhiid (DT), dan para karyawan maupun santri mulai menghentikan aktifitasnya. Berhenti dari aktifitas pekerjaan dan berpindah kepada aktifitas ibadah. Azan magrib telah berkumandang, namun hujan masih tetap belum reda. Beberapa orang terlihat berlari-larian menuju Masjid DT untuk memenuhi panggilan salat tersebut.

Usai salat magrib, puluhan jamaah tidak langsung beranjak pergi. Sambil menunggu hujan reda, jamaah juga terlihat khusyuk menyimak Kajian Ilmu Sirah Nabawi yang disampaikan oleh Ustaz Roni, asatiz sekaligus Dewan Laznah Syariah DT, hingga waktu salat isya. Dalam kajian tersebut, Ustaz Roni juga membedah hikmah tentang pelajaran hijrah Nabi dari Mekkah ke Madinah.

“Menjelang hijrah ke madinah, Nabi memilih dua belas naqib (pemimpin) untuk memimpin setiap kelompok yang telah dibagi. Jadi kalau sekarang ada gerakan dakwah dengan pola seperti itu, Rasulullah juga menggunakan cara seperti itu. Ada naqib atau tokoh yang diberi kepercayaan untuk membimbing kelompoknya. Seperti murobbi yang membimbing mutarobbinya, dan ini bukan bid’ah, karena Rasul juga pernah melakukan hal ini saat hijrah dari Mekkah ke Madinah,” jelasnya.

Selain itu, Ustaz Roni Abdul Fatah juga menyampaikan tentang bagaimana cara Rasulullah menyikapi sebuah kezaliman. Rasulullah saw yang memiliki kemuliaan akhlak, ketika melihat kezaliman, ia tidak membalasnya dengan kezaliman yang serupa, tetapi justru menolong orang yang menzalimi. Maksud dari menolong orang yang menzalimi adalah dengan cara menghalangi dan mencegahnya dari berbuat zalim.