Menyeru Tapi Tidak Melakukan

Hadirin, rekan-rekan sekalian..

Orang yang pertama kali dihisab  adalah orang merasa paling berjihad hingga mati di medan perang. Akan tetapi orang tersebut tidak masuk surga, karena niatnya ingin dikagumi orang lain dan dianggap berani. Kemudian kedua yang akan dihisab adalah orang yang belajar agama dan mengajarkannya. Ada diantara pendakwah yang tidak masuk surga, karena niatnya mencari kedudukan dan popularitas di sisi makhluk. Ingin disebut ulama, ingin disebut alim dan seterusnya.

Hadis dari Abu Hurairah yang diriwayatkan Imam Muslim, An-Nasa’i, Imam Ahmad dan Baihaqy ini meriwayatkan, ada seorang mujahid, seorang alim, dan seorang dermawan. Bukan surga yang diperoleh, justru neraka yang didapat ketiganya.

Orang pertama dipanggil menghadap Allah. Ia merupakan seorang pria yang mati syahid. Saat di hari perhitungan, Allah pun bertanya, “Apa yang telah kau perbuat dengan berbagai nikmat itu?” Mujahid itu menjawab, “Saya telah berperang karena-Mu sehingga saya mati syahid,” ujarnya.

Allah ta’ala pun menyangkalnya, “Kau telah berdusta. Kau berperang agar namamu disebut manusia sebagai orang yang pemberani. Dan ternyata kamu telah disebut-sebut demikian.” Mujahid itu pun diseret wajahnya dan dilempar ke jahannam.

Orang kedua pun dipanggil. Ia merupakan seorang alim ulama yang mengajarkan Al Quran pada manusia. Seperti orang pertama, Allah bertanya hal sama, “Apa yang telah engkau perbuat berbagai nikmat itu?”

Sang ulama menjawab, “Saya telah membaca, mempelajari dan mengajarkannya Al Quran karena Engkau,” ujarnya. Allah berfirman, “Kamu berdusta. Kau mempelajari ilmu agar disebut sebagai seorang alim dan kau membaca Al Quran agar kamu disebut sebagai seorang qari.” Sang alim ulama pun menyusul si mujahid, masuk ke neraka.

Di hadits lain juga disebutkan, Imam Bukhari dan Imam Muslim meriwayatkan sebuah hadits tentang nasib orang yang hanya pandai berkata-kata, tanpa tindakan nyata. “Pada hari kiamat kelak, ada seseorang dipanggil. Ia kemudian di lemparkan ke dalam neraka sehingga ususnya terburai, dan berputar-putar bagai keledai menarik penggilingan. Penduduk neraka mengerumuninya, dan bertanya “Mengapa kamu ini? Bukankah kamu dulu suka memerintahkan kebaikan dan meninggalkan kemungkaran?”

Orang tersebut menjawab: “Benar! Aku suka mengajak kalian berbuat kebaikan, tapi aku sendiri justru tidak melakukannya. Aku juga suka mencegah kalian dari kemunkaran, tapi aku sendiri malah melakukannya.”

(KH. Abdullah Gymnastiar)