Miliki Hati Haqqul Yaqin

Saudaraku, karunia Allah SWT yang diterima terasa sebagai nikmat apabila kita bersyukur. Syukur itu mengikat nikmat yang sudah diterima dan mengundang atau menarik nikmat yang belum kita terima. Ada beberapa kunci penting yang perlu kita miliki agar menjadi pribadi pandai bersyukur. Salah satunya adalah hati haqqul, yakni yakin segala karunia adalah milik Allah dan datangnya dari Allah.

Hati yang senantiasa lurus, ajeg, yakin dengan sungguh-sungguh bahwa Allah adalah sumber dari segalanya. Hanya Allah yang kuasa atas segalanya adalah modal paling mendasar dan utama menjadi ahli syukur. Karena hati adalah cerminan diri kita sepenuhnya, jika hati baik maka diri kita sepenuhnya baik. Dan, Allah Maha Mengetahui keadaan yang paling rahasia yang tersimpan di dalam hati kita.

Tiada syukur bagi orang yang tidak ada keyakinan kepada Allah di dalam hatinya. Sebagai contoh sederhana, bagaimana bisa kita berterima kasih kepada seseorang atas hadiah yang kita terima, jika kita tidak yakin siapa pemberi hadiah itu. Jika tidak yakin dari siapa hadiah itu, maka kita akan gamang dan ragu untuk berterima kasih kepada siapa. Sedangkan jika kita tahu secara pasti dan yakin bahwa si X yang memberi hadiah tersebut, maka kita akan mantap saat berterima kasih kepadanya.

Demikianlah, hati yang yakin kepada Allah, menjadi faktor paling penting untuk menjadi ahli syukur. Kita tahu Allah Pemilik segalanya, Allah Mahakuasa atas segalanya, Allah Mahakaya lagi Maha Memberi Rezeki kepada seluruh makhluk-Nya, maka kita akan mantap bersyukur hanya kepada-Nya.

Allah SWT berfirman, “Katakanlah: ’Wahai Tuhan yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.’” (QS. Ali Imran [3]: 26)

Tiada yang kuasa menggerakkan jantung kita secara teratur, memompakan darah dalam takaran yang proporsional dan tepat dengan kapasitas pembuluh-pembuluh darah pada tubuh kita, selain Allah SWT! Hanya Allah yang kuasa menggerakkan paru-paru kita memompakan oksigen ke seluruh tubuh, sehingga kita bisa menjalani hidup ini dengan baik. Hanya Allah yang kuasa melimpahkan air, udara, angin dan seluruh kebutuhan makhluk-Nya di alam semesta ini. Jika seseorang memiliki keyakinan yang kokoh di dalam hatinya akan hal ini, maka berlimpahlah energi yang bisa mendorongnya masuk di jalan orang-orang yang pandai bersyukur kepada Allah.

Untuk memiliki hati yang kokoh yakin kepada kebesaran Allah, maka hati kita perlu dilatih. Bagaimana melatihnya? Yaitu dengan ilmu. Bagaimana kita bisa yakin jika kita tidak mengenal, dan bagaimana kita bisa mengenal jika kita tidak belajar. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk selalu memperkaya diri dengan ilmu tentang Allah, ilmu tauhid. Dan, jangan pernah merasa cukup akan ilmu, jangan pernah merasa puas dengan ilmu. Karena sesungguhnya manakala kita mendapatkan ilmu, kita sadar betapa masih banyak yang belum kita mengerti.

Giatlah menghadiri majelis ilmu, rajinlah menyimak pengajian, hauslah akan nasihat. Sungguh Allah Maha Mengetahu keseriusan kita untuk mengenal-Nya. Allah Maha Melihat setiap hamba yang berupaya mendekat kepada-Nya. Satu langkah kita kepada Allah, maka seribu langkah Allah mendekati kita. Demikian sebagaimana firman Allah dalam sebuah hadis qudsi.

Rasulullah saw bersabda, “Allah Taala berfirman: ‘Aku sesuai persangkaan hamba-Ku. Aku bersamanya ketika ia mengingat-Ku. Jika ia mengingat-Ku saat sendirian, Aku akan mengingatnya dalam diri-Ku. Jika ia mengingat-Ku di suatu kumpulan, Aku akan mengingatnya di kumpulan yang lebih baik daripada pada itu (kumpulan malaikat). Jika ia mendekat kepada-Ku sejengkal, Aku mendekat kepadanya sehasta. Jika ia mendekat kepada-Ku sehasta, Aku mendekat kepadanya sedepa. Jika ia datang kepada-Ku dengan berjalan (biasa), maka Aku mendatanginya dengan berjalan cepat.’” (HR. Bukhari dan Muslim)

Semakin kita akrab dengan al-Quran dan al-Hadis, diperkaya dengan tafsir dan penjelasan para alim ulama mengenai makna dan kandungannya, maka semakin kita memahami tentang hakikat siapa diri kita, dari dan kemana diri kita. Semakin kita mengerti, maka Allah akan mengangkat derajat kita semakin dekat dengan-Nya.

Allah berfirman, “Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: ‘Berlapang-lapanglah dalam majelis,’ maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: ‘Berdirilah kamu,’ maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. al-Mujaadilah [11]: 58)

Orang yang yakin Allah Maha Pemberi Rezeki, ia tidak terpikir untuk mengejar harta kekayaan dengan cara-cara yang haram. Ia hanya menjemput rezeki yang halal sesuai dengan cara yang Allah ridai.

Orang yang yakin semua adalah ciptaan Allah, harta kekayaan hanyalah titipan-Nya, pangkat jabatan dan gelar adalah titipan dari Allah, maka ia akan membersihkan hatinya dari ujub dan sombong. Apa yang mau disombongkan, karena semua hanyalah titipan dari Allah. Orang yang yakin kepada-Nya, ia tidak akan minder, karena mengapa harus minder jika semua diciptakan Allah dengan sempurna. Allah SWT telah menciptakan manusia dan alam semesta ini dengan sebaik-baiknya bentuk.

Orang yang yakin kepada Allah, juga akan bersikap rida jika suatu waktu Allah mengambil sesuatu darinya. Karena ia yakin semuanya adalah milik Allah, dan Allah adalah sebaik-baiknya tempat kembali. Baginya, kewajibannya adalah menjaga dan memelihara apa yang Allah titipkan kepadanya dengan penuh amanah dan tanggung jawab.

Demikian dahsyat buah dari keyakinan kepada Allah SWT. Setiap peristiwa sekecil apa pun akan ia kembalikan kepada Allah. Setiap ujian sepahit apa pun, akan membuatnya bersabar. Dan setiap keberuntungan, akan membuatnya bersyukur. Tidak ada sesuatu yang buruk bagi orang yang yakin kepada Allah.

Hati yang kokoh yakin kepada Allah SWT adalah modal yang paling fundamental menjadi ahli syukur. Marilah kita senantiasa mendidik hati ini agar senantiasa bening, senantiasa peka pada kebaikan dan kebenaran, dan senantiasa yakin kepada Allah. (KH. Abdullah Gymnastiar)