Mudah dan Berkah Menjemput Rezeki

Rezeki pada hakekatnya adalah segala sesuatu pemberian dari Allah SWT yang telah diterima, dimanfaatkan dan habis di pakai oleh kita, adapun rezeki yang masih ada itu adalah amanah dari Allah yang dititipkan kepada kita. Sebagai contoh bila kita makan satu piring dengan aneka lauk pauknya habis di lahap maka itulah rezeki kita yang sebenarnya yang hanya satu piring dan lauk pauknya itu sedangkan rezeki yang belum kita makan seperti rumah beserta harta kekayaannya itu hanya sekedar amanah titipan dari Allah SWT yang suatu saat akan di minta pertanggunganjawabannya yang belum tentu kita manfaatkan dan di pakai.

Oleh karena itu, kita harus yakin seyakin-yakinya bahwa yang mengatur dan memberi rezeki itu adalah hanya Allah SWT semata. Allah SWT sebagai sang kholiq yang maha pencipta segala-galanya, telah menciptakan semua makhluk hidup yang bertebaran di muka bumi beserta isinya ini telah Allah SWT siapkan rezekinya masing-masing dan tidak akan tertukar satu sama lainnya, ada anggapan di masyarakat lho kok orang itu miskin ataupun orang itu kaya! Sebesarnya orang miskin atau orang kaya itu bukan suatu ukuran derajat kadar pemberian rezeki dari Allah SWT, karena bisa jadi orang miskin yang di berikan rezeki yang pas-pasan tetapi menerima dengan rasa syukur dan lapang dada itu lebih mulia di sisi Allah di banding dengan orang kaya tetapi tidak bersyukur dan merasa kekurangan saja. Nah, maka Allah SWT telah menetapkan makhluk apa pun seperti manusia, hewan, tumbuhan. Dimana pun mereka berada di darat, udara, laut. Serta kapan pun bisa kemarin, besok, lusa, minggu depan, bulan depan dan seterusnya, sudah pasti terjamin rezekinya.

Sebagaimana dalam firman-Nya : “Apakah kamu tidak memperhatikan, bahwasannya Allah telah menyediakan bagi kamu apa yang ada di langit dan di bumi, serta mencukupkan (menyempurnakan) untuk mu nikmat-nikmatnya, lahir dan batin…” (Q.S Luqman : 20)
Serta dalam Q.S. Huud ayat 6 : “Dan tidak ada satu makhluk bernyawa pun di bumi ini melainkan Allah telah menetapkan rezekinya. Dan Dia (Allah) mengetahui tempat berdiam dan tempat penyimpanannya. Semua tertulis dalam kitab yang nyata (lauhil Mahfudz)”.

Maka, tidak ada sedikitpun alasan dan dalih bagi kita bersifat minder, pesimis dan putus asa terhadap karunia dan rahmat Allah SWT. Pantaslah Allah menyerukan kepada orang yang beriman untuk selalu optimis, yakin dan percaya untuk tetap memiliki harapan, obsesi dan cita-citanya karena hanya orang yang tersesat dan orang kafir yang termasuk ke dalam golongan orang yang putus asa dan kufur nikmat. Sebagaimana firman-Nya : “Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Tuhannya kecuali orang yang sesat” (Q.S Al-Hijr : 56) serta “…. Dan janganlah kamu berputus asa terhadap rahmat, sesungguhnya tidak akan berputus asa terhadap rahmat Allah kecuali orang-orang yang kafir“. (Q.S Yusuf : 87)

Tugas kita hanya satu, yaitu bekerja sekeras-kerasnya dan sesungguh-sungguhnya menjemput terhadap Rahmat dan Karunia Allah tersebut. Sebab Rahmat dan Karunia Allah tidak datang begitu saja serta merta tanpa usaha dan ikhtiar yang maksimal dan sempurna.

Ada pepatah mengungkapkan : “Bekerjalah untuk dunia mu seakan-akan engkau akan hidup selama-lamanya dan beramallah buat akhirat mu seolah-olah engkau akan mati esok”. Usahakan dalam setiap diri kita jadikanlah ungkapan tersebut di atas sebagai prinsif hidup kita. Dan marilah kita renungkan dan simak beberapa kiat agar menjemput rezeki dengan mudah dan berkah tetapi tetap syariah, diantaranya :

1. Pastikan pekerjaan dan usaha yang akan kita jalani itu benar-benar halal, baik dan bersih. Serta dengan senantiasa meluruskan niat dalam hati kita bahwa segala sesuatu yang dikerjakan semata-mata dalam rangka ibadah dan meraih Ridho Allah SWT.

2. Bersabarlah
Boleh jadi kurang atau belum berhasil kerja dan usaha kita lakukan itu lantaran kesalahan dari diri sendiri yaitu kurang sabar. Sabar bukan berarti pasrah begitu saja tanpa ada usaha maksimal akan tetapi sabar yaitu memaksimalkan dan menyempurkan usaha kita setalah itu pasrahkan hasilnya itu kepada Allah SWT. Sebagaimana firman Allah SWT, “Dan minta tolonglah kamu dengan sabar dan shalat dan yang demikian sesuatu yang amat besar (sulit) kecuali terhadap orang-orang yang khusyu” (QS. Al-Baqarah : 45) dan simak juga ucapan Nabi SAW : “Amat menakjubkan kehidupan seorang muslim, apapun yang terjadi adalah baik baginya. Jika mendapat nikmat, maka ia syukur dan jika mendapat musibah ia bersabar”

3. Putar dan Produktifkan Harta
Produktifkan rezeki yang kita miliki untuk kemaslahatan orang banyak. Firman Allah SWT :
“Dan jangan sampai harta itu hanya beredar (berputar) di kalangan orang kaya di antara
kalian…(QS. Al-Hasyr : 7) dalam ayat lain “Allah telah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba… (QS. Al-Baqarah: 275) dan Nabi SAW menegaskan : “Sesungguhnya
Allah menyukai seorang mukmin yang mampu membuat usaha” (HR. Thabrani & Baihaqi)

Dengan diputarkan dalam suatu usaha, harta itu akan memberikan berbagai dampak positif. Diantaranya memberi nilai tambah harta kepada pemilik modal, membuka lapangan kerja dan menghidupkan banyak orang yang terkait dengan usaha tersebut.

4. Berbuat Ihsan
Ihsan artinya berbuat yang terbaik untuk mendapatkan hasil sebaik mungkin. Hadirkan perasaan seolah-olah merasa diri di tatap, di lihat atau di awasi segala gerak-gerik aktivitas kita oleh Allah SWT ataupun yakinkanlah senantiasa kita melihat Allah SWT setiap saat, di manapun dan kapanpun. Setiap saat Islam mewajibkan kepada kaum muslim supaya berbuat Ihsan dalam hal apa pun, bahkan dalam perang dan pelaksanaan hukumanpun.

Hadits Nabi SAW : “Sesungguhnya Allah telah mewajibkan Ihsan dalam segala sesuatu, jika kamu menyembelih dengan cara yang baik dan jika kamu membunuh (dalam perang /pelaksanaan qiahash) bunuhlah dengan cara yang baik.”

5. Jauhi Suap dan Sogok
Suap dan sogok (riswah) adalah perbuatan yang amat dibenci Islam dan cikal bakal berkembangnya penipuan dan penindasan. Ingatlah pesan Nabi SAW : “Penyuap dan yang disuap keduanya di Neraka.”

Sadarilah memberi makan anak dan istri dari hasil suap, komisi dan sejenisnya sama artinya memberi mereka makan dari api neraka. Ingatlah makanan yang haram dan yang diperoleh dengan cara haram akan merusak akhlaq seseorang dan membuat do’anya tak sampai kepada Allah.

6. Beramal Shaleh
Janganlah pernah berhenti melakukan amal shaleh, sebab hanya iman dan amal shaleh itu yang akan mengantarkan kita kepada kehidupan yang baik di dunia dan kebahagiaan di akhirat. Firman Allah SWT : “Siapa yang beramal shaleh, baik laki-laki maupun perempuan dan ia seorang mukmin, maka pasti akan kami limpahkan kepadanya kehidupan yang baik (hayatan thoyyiban) dan kami akan balas dengan ganjaran yang lebih baik dari apa yang telah diperbuatnya.” (QS. An-Nahl : 96)

7. Berinfaq dan Sedekah
Apapun profesi kita apakah sebagai pegawai/karyawan, pedagang atau pun pengusaha keluarkanlah infaq saat menerima gaji atau sedang menerima keuntungan. Ingatlah berinfaq atau bersedekah tidak akan pernah merugi atau berbuat bangkrut, malahan sebaliknya akan melapangkan rezeki, memperpanjang umur dan menenteramkan hati.

Allah SWT berfirman : “Perumpamaan infaq yang dikeluarkan oleh orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir dan tiap-tiap bulir ada seratur biji. Allah melipatkangandakan (ganjaran) bagi siapa saja yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas Karunia-Nya lagi Maha Mengetahui” (QS. Al-Baqarah : 261)

8. Segera Bayarlah Utang
Usahakan menyisihkan rezeki yang kita dapatkan untuk membayar utang, bila penghasilan kita belum memungkinkan untuk membayar utang sekaligus, maka bayarlah dengan cara mencicil. Ingatlah sabda Rasulullah SAW : “Orang yang terbaik diantara kamu ialah yang terbaik dalam melunasi utangnya” (HR. Bukhari Muslim).

Dan sabda yang lainnya, : “Barangsiapa berutang dan ia benar-benar bertekad kuat akan melunasinya, niscaya Allah akan menugaskan sekelompok malaikat untuk menjaganya dan mendo’akannya, sehingga ia mampu melunasinya” (HR. Ahmad)

9. Menabung
Seberapapun jumlahnya besar atau kecil, usahakan untuk menabung. Menabung itu bukan besar kecilnya akan tetapi kontinunya, disiplin dan istiqomah. Karena dengan menabung akan berguna untuk masa depan pendidikan anak atau membantu saudara-saudara kita yang dilanda kesulitan. Mempersiapkan generasi yang unggul adalah keharusan, sedangkan membantu sesama yang dilanda kesulitan merupakan akhlaq yang mulia. Firman Allah SWT : “Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kamu kepada Allah. Dan hendaklah setiap diri mempersiapkan bekalnya untuk hari esok…” (QS. Al-Hasyr : 18) (Edwar Suhendar)