Ruqyah, Dakwah dalam Penyembuhan

Masjid Daarut Tauhiid (DT) tidak hanya dikunjungi untuk salat berjamah dan kajian bersama KH. Abdullah Gymnastiar (Aa Gym). Tidak jarang di masjid ini ramai didatangi untuk konsultasi kesehatan lewat metode ruqyah. Selain bekam yang telah lazim dikenal sebagai metode penyembuhan, ruqyah juga diketahui sebagai salah satu cara pengobatan cara nabi.

Ruqyah merupakan metode penyembuhan dengan permohonan untuk mendapatkan perlindungan dari Allah SWT. Ruqyah diyakini memberikan perlindungan kepada yang sakit, diiringi tiupan kepada anggota tubuh yang merasakan sakit.

Hal yang Perlu Diketahui
Ada hal-hal yang penting terkait ruqyah, yaitu:

  • Benar-benar mengetahui bahwa gangguan berasal dari sihir atau serangan jin, seperti kesurupan.
  • Penyakit yang diderita benar-benar tidak bisa ditangani oleh medis.
  • Meskipun dapat ditangani medis, namun penderita benar-benar mengalami penderitaan yang luar biasa, hingga membahayakan jiwa atau imannya.

Ada beberapa hal yang dapat menunjang keberhasilan ruqyah, selain ruqyah sendiri yaitu: 1) Ketakwaan ahli ruqyah (peruqyah), termasuk taat terhadap perintah Allah SWT; 2) Ikhlas, tidak mudah tergoda dengan urusan dunia; 3) Hanya takut kepada Allah, serta ada kemauan tulus dari pasien untuk kesembuhannya; 4) Suasana ruqyah yang kondusif, meliputi tempat yang bersih dari najis, tenang, dan jauh dari kemaksiatan para pelakunya.

Adab Ruqyah
Beberapa adab yang perlu diterapkan seorang peruqyah, yakni:

  • Bersuci.
  • Menggunakan pakaian yang bersih.
  • Merendahkan hati kepada Allah SWT. Pasrahkan diri pada perlindungan-Nya. Yakin bahwa kesembuhan hanya di tangan Allah, bukan di tangan manusia.
  • Pasien dan peruqyah menutup auratnya. Perempuan sebisa mungkin menggunakan kerudung yang menutup dada dan pakaian tidak terlalu ketat serta terbuka.
  • Pasien harus melepaskan semua benda yang dapat membuat sihir atau setan semakin kuat pada dirinya, seperti jimat dan rajah mantera.
  • Terapis/peruqyah memegang ubun-ubun atau dahi pasien. Jika tidak memungkinkan, bisa memegang bagian lengan atau kaki, serta memulai ruqyah dengan salawat dan hamdalah. Jika waktu atau kondisi fisik tidak memungkinkan, maka utamakan ayat-ayat inti. Jika terjadi reaksi pada pembacaan suatu ayat, maka ulangi terus ayat tersebut, hingga reaksi berhenti.
  • Boleh dilakukan pemukulan pada bagian-bagian yang menyakitkan, namun tidak mematikan. Selanjutnya, bacakan ayat-ayat utama ke dalam air, lalu tiupkan. Kemudian air diminumkan kepada pasien. Sisanya boleh dipercikan ke wajah dan kepala. (Eko)