Sabar Menyempurnakan Ikhtiar

Saudaraku, ikhtiar adalah upaya manusia menggapai maksud atau tujuannya dengan mengoptimalkan segala potensi yang dimilikinya. Baik itu berupa potensi yang ada di dalam dirinya yaitu akal, ruh/jiwa, fisik, dan fitrah (kecederungan bertauhid). Maupun potensi yang ada di luar dirinya, yaitu petunjuk, Islam sebagai sistem hidup, lingkungan dan alam sekitar.

Salah satu petunjuk Allah SWT agar manusia mau berikhtiar untuk menggapai maksud dan tujuannya adalah sebagaimana firman-Nya di dalam al-Quran yang berbunyi, “Dan katakanlah, ‘Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. at-Taubah [9]: 105).

Allah SWT memerintahkan kita untuk berikhtiar. Namun, tidak jarang kita melakukannya dengan tergesa-gesa. Kita sangat ingin apa yang kita inginkan buru-buru terwujud. Padahal apa yang kita ingin segera dapatkan itu belum tentu yang terbaik menurut Allah untuk kita. Kalau kita hanya ingin menikmati hasil, maka ketahuilah bahwa hasil itu hanya sebentar dan belum tentu ada. Ada pun yang semestinya kita nikmati dan kita jalani dengan baik sebenarnya adalah prosesnya.

Sebagai contoh adalah seorang ibu yang tengah hamil. Jika ibu tersebut tidak sabar dan ingin segera saja bayinya keluar, maka bayi itu sebenarnya belumlah siap dan belum sempurna. Bayangkan apabila seorang ibu hamil tidak sabar, kandungannya baru berusia tiga bulan namun dia ingin segera melahirkan bayinya dan ingin segera menimangnya. Tentu keinginannya itu bukanlah hal yang benar dan tidak pula baik.

Bersabarlah dalam menjalani setiap proses di dalam kehidupan. Bersabarlah pada setiap langkah, tetesan keringat dan rasa lelah. Bersabarlah pula meski ternyata hasil yang diperoleh belum sesuai dengan keinginan. Karena sesungguhnya pahala Allah itu dihitung atas usaha, keringat, dan langkah kaki yang kita lakukan.

Sesungguhnya yang dinilai Allah adalah ikhtiar kita. Karena hakikatnya kita tidaklah kuasa menentukan hasil. Allah Yang memberikan hasil kepada kita. Tidak ada keringat, darah, dan rasa lelah yang dilakukan sebagai bentuk ikhtiar seseorang di jalan Allah SWT, kecuali semuanya itu ada ganjarannya. Terlepas dari apa pun hasil dari ikhtiar yang telah dilakukan.

Bersabarlah di dalam setiap proses ikhtiar yang kita lalui. Karena sesungguhnya setiap tahap demi tahap dalam proses adalah ladang amal saleh untuk kita. Kita membutuhkan proses dan waktu. Jika semua kita lakukan dengan tergesa-gesa, yang terjadi justru malapetaka dan akan sia-sialah usaha kita.

Ikhtiar seperti apakah yang bisa disebut sebagai ikhtiar yang sesuai dengan petunjuk Allah SWT? Karena tidak jarang kita menemukan manusia yang berupaya sekuat tenaga untuk menggapai tujuan atau targetnya. Namun, tidak jarang juga kita melihat manusia yang berusaha ala kadarnya saja, tanpa keseriusan.

Ikhtiar yang dikehendaki oleh Allah adalah usaha yang dilakukan dengan penuh kesungguhan. Usaha yang sungguh-sungguh ditandai dengan adanya kerelaan untuk berkorban. Oleh karenanya, apabila kita ingin mengukur sebesar apa ikhtiar yang telah kita lakukan, maka tanyakanlah kepada diri sendiri, sudah sebesar apa pengorbanan yang kita lakukan?

Saudaraku, bersabarlah dalam menjalani ikhtiar. Bersabarlah dalam bekerja mencari nafkah. Bersabarlah dalam belajar menuntut ilmu. Bersabarlah dalam menjalankan jabatan yang diamanahkan. Bersabarlah dalam melakukan rutinitas di dalam rumah tangga. Seperti air yang menetes secara terus-menerus dan konsisten, hingga membuat bongkahan batu yang besar dan keras menjadi cekung dengan permukaannya yang lembut.

Batu itu justru tidak akan cekung atau berlubang apabila ditimpa tumpahan air yang jatuh satu kali sekaligus. Inilah gambaran tentang kesabaran menjalani ikhtiar dalam meraih rida Allah SWT. (KH. Abdullah Gymnastiar)