Terinspirasi dari Teman, Hilman Ikut SSG DT

Ratusan Santri Siap Guna (SSG) Daarut Tauhiid (DT) berjalan dari depan Masjid Daarut Tauhiid, hingga ke depan SMPN 29, dengan membawa tas seberat 30 kilogram. Walau berat, namun mereka tetap semangat, dan saling menghargai dengan pengguna jalan lainnya.

Bayu, Pelatih SSG DT Angkatan ke 37 itu mengungkapkan, perjalanan ini merupakan rangkaian pendidikan dan latihan (diklat) menuju pelantikan, atau wisuda, pada Ahad (18/4) mendatang. “Alhamdulilah karena ini merupakan diklat yang selalu disesuaikan dengan kondisi para santri, agar mereka dapat melakukan berbagai macam kegiatan dengan antusias. Kekuatan ini biasanya selalu tertular ke setiap angkatan SSG lainnya. Selepas dari diklat ini diharapkan para santri selalu menggantungkan diri hanya kepada Allah, katanya pada Kamis (18/4).

Ia mengungkapkan, tidak semua santri yang pada awal mendaftar, mengikuti latihan hingga babak akhir. “Terkadang dalam kegiatan di salah suatu pekan, ada juga santri yang balik kanan dengan berbagai cobaan yang datang kepada santri itu sendiri. Biasanya santri yang balik kanan itu karena panggilan kerja, sekolah, ada juga yang dikarenakan sakit, sehingga santri tersebut tidak bisa melanjutkan pembinaan selanjutnya,” ungkapnya.

Hilman (24), salah seorang Santri SSG DT asal Soreang mengatakan, selain mengikuti program tersebut, ia juga bekerja freelance di DT sebagai pemelihara taman. “Alhamdulillah selama di gembleng menjadi Santri SSG, saya banyak mendapatkan hikmahnya. Saya jadi lebih menghargai waktu dan tahu bagaimana harus berzikir kepada Allah, dan yang paling utama adalah bertambahnya kekuatan fisik dan mental,” katanya.

Banyak kebiasaan baik yang ia lakukan setelah menjadi Santri SSG. “Memang kita harus disiplin terhadap waktu, dari bangun jam 03.30 WIB untuk membiasakan tahajud, hingga aktivitas lainnya yang memerlukan ketahanan fisik dan kedisiplinan. Kebiasaan ini alhamdulillah terbawa juga sampai ke rumah, sehingga orangtua saya sangat mendukung kegiatan saya di SSG ini,” jelasnya.

Ia juga menceritakan, awal masuk SSG karena termotivasi melihat temannya yang berubah jadi lebih baik setelah jadi Santri SSG. “Setelah melihat teman saya yang sudah menjadi Santri SSG banyak perubahannya, saya jadi bersemangat ingin ikut Program SSG DT. Saya lihat yang tadinya jarang salat jadi rajin, yang lemah menjadi kuat, sikapnya jadi lebih baik, sopan santun, dan banyak lagi perubahan signifikan setelah menjadi Santri SSG, terutama dalam hal ibadah kepada Allah,”  paparnya. (Toni Antonius)