Tetap Sehat walau Mengonsumsi Daging

Daging sering dikaitkan dengan lemak dan kolesterol. Siapa yang sering makan daging (katanya) juga dapat menyebabkan kegemukan. Bahkan diet makanan berlemak tinggi seperti daging juga memicu beragam penyakit.

Selama beberapa tahun terakhir, daging merah (daging dari ayam, domba, sapi, dan kerbau) selalu dianggap bahan makanan yang harus dihindari. Banyak orang yang telah berjanji kepada dirinya sendiri tak akan menyantap daging, baik itu steak, burger atau pun ayam goreng. Makanan berserat dan sea food yang diyakini tidak mengandung lemak, menjadi pilihan.

Belakangan ini, Departemen Pertanian Amerika Serikat melaporkan adanya perubahan dalam teknik berternak dan memotong dalam industri daging. Hasilnya adalah daging potong dengan kandungan lemak yang jauh lebih rendah dibandingkan 25 tahun lalu.

Bagi yang selama ini anti daging karena menghindari lemak, tentu bisa menikmati daging tanpa takut gemuk. Sebetulnya, menghindari daging bukan tindakan bijak kecuali ia seorang penganut vegetarian.

Mengapa? Karena daging merah adalah sumber protein yang baik dan kaya dengan mineral-mineral yang sangat penting bagi tubuh seperti zat besi, seng, dan mangan serta vitamin-vitamin B seperti tiamin, riboflavin dan niasin. Untuk menghindari lemak, bisa dengan memilih daging atau bagian daging yang mengandung sedikit lemak.

Lemak Daging Kambing Lebih Rendah
Di balik kelezatan daging kambing dan disebut-sebut sebagai pemicu hipertensi, ternyata daging kambing mengandung lemak dan kalori lebih rendah ketimbang daging ternak lainnya. Dalam 100 gram daging kambing mengandung 154 kalori, lemak 9,2 mg, lemak jenuh 3,6 mg. Sedangkan pada 100 gram daging sapi, terdapat 207 kalori, 14 mg lemak, dan 51 mg lemak jenuh. Pada daging ayam, 302 kalori, 25 mg lemak, 0,9 mg lemak jenuh. Demikian data yang dikompilasi dari Daftar Komposisi Bahan Makanan terbitan Depkes RI dan buku Penuntun Diet.

Bahkan, beberapa ahli gizi berpendapat bahwa daging kambing dianggap paling baik dikonsumsi dan cocok sebagai pilihan bagi orang yang sedang berdiet, karena derajat keasamannya hampir mendekati PH tubuh manusia, sehingga tubuh sangat mudah menyesuaikan diri.

Tips Makan Daging
Kita bisa terus mengonsumsi daging dengan meminimalkan risiko bertambahnya berat badan atau meningkatnya kolesterol dan penyakit degeneratif (penyakit yang timbul seiring bertambahnya usia, seperti diabetes mellitus, penyakit jantung, stroke dan sebagainya) dengan tips-tips berikut:

  • Jika membeli daging impor di supermarket, lakukan pengecekan pada label atau tanyakan kepada penjual, kelas berapa daging yang dibeli. Label “Selec C’, yang sebelumnya dikenal dengan label “Good”, adalah daging yang paling rendah lemaknya. Label “Choice” mengandung sedikit lebih tinggi lemaknya, dan “Prime” adalah daging yang lemaknya paling tinggi.
  • Batasilah jumlah mengonsumsi daging semacam sosis dari daging sapi.
  • Pisahkan lemak dari daging sebelum memasaknya.
  • Lebih baik daging tersebut dipanggang ketimbang digoreng sebelum dimakan.
  • Batasilah setiap porsi makanan dengan daging yang beratnya tiga sampai lima ons saja.
  • Janganlah memakan lebih dari lima sampai tujuh porsi daging dalam setiap pekannya. (daaruttauhiid)