Wafatnya Ulama adalah Musibah

Innalillahi wa inna ilayhi raaji’uun, Allahummaghfirlahu warhamhu wa’aafihi wa’fuanhu. Ustadz Tengku Zulkarnain dikabarkan meninggal dunia pada hari Senin (10/05) sekitar pukul 18.20 di Rumah Sakit Tabrani, Pekanbaru, Riau.

Almarhum telah wafat dalam kondisi setelah berjuang melawan virus Covid-19, dan sebelumnya beliau telah menjalani perawatan di rumah sakit yang sama. Selanjutnya, jenazah akan dikebumikan di pemakaman khusus Covid-19 di Palas, Kota Pekanbaru.

Kabar wafatnya beliau tentu saja menjadi berita duka bagi masyarakat Indonesia khususnya umat Islam. Ustadz Tengku Zulkarnain selama hidupnya banyak menghabiskan waktu untuk berdakwah di berbagai wilayah di indonesia. Ustadz Tengku Zulkarnain juga sebelumnya pernah menjabat sebagai Wakil Sekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, beliau juga tercatat sebagai Ketua Majelis Fatwa Pengurus Pusat Mathlaul Anwar.

Banyak tokoh nasional juga yang menyampaikan perasaan dukanya terhadap wafatnya Ustadz Tengku Zulkarnain. Kabar wafatnya ulama juga bisa menjadi musibah bagi suatu negeri, karena telah perginya salah satu sumber ilmu dari negeri tersebut dan hilangnya salah satu pewaris Nabi.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassallam dalam sabdanya,

مَوْتُ الْعَالِمِ مُصِيبَةٌ لا تُجْبَرُ ، وَثُلْمَةٌ لا تُسَدُّ , وَنَجْمٌ طُمِسَ ، مَوْتُ قَبِيلَةٍ أَيْسَرُ مِنْ مَوْتِ عَالِمٍ

“Meninggalnya ulama adalah musibah yang tak tergantikan, dan sebuah kebocoran yang tak bisa ditambal. Wafatnya ulama laksana bintang yang padam. Meninggalnya satu suku lebih mudah bagi saya daripada meninggalnya satu orang ulama.” (HR al-Thabrani dalam Mujam al-Kabir dan al-Baihaqi dalam Syu’ab al-Iman dari Abu Darda’).

Wafatnya ulama juga sebagai tanda bahwa sumber-sumber ilmu telah Allah angkat, dan tentu saja dengan diangkatnya ilmu oleh Allah itu berarti ilmu yang ada di dunia akan semakin sedikit. Bahkan akan banyak orang yang mengaku berilmu kemudian menyebarkan pengetahuannya padahal ia tidak berilmu.

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa aalihi sallam bersabda,

ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠﻪ ﻻ ﻳَﻘْﺒِﺾُ ﺍﻟﻌِﻠْﻢَ ﺍﻧْﺘِﺰَﺍﻋَﺎً ﻳَﻨْﺘَﺰِﻋُﻪُ ﻣﻦ ﺍﻟﻌِﺒﺎﺩِ ﻭﻟَﻜِﻦْ ﻳَﻘْﺒِﺾُ ﺍﻟﻌِﻠْﻢَ ﺑِﻘَﺒْﺾِ ﺍﻟﻌُﻠَﻤَﺎﺀِ ﺣﺘَّﻰ ﺇﺫﺍ ﻟَﻢْ ﻳُﺒْﻖِ ﻋَﺎﻟِﻢٌ ﺍﺗَّﺨَﺬَ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﺭﺅﺳَﺎً ﺟُﻬَّﺎﻻً ، ﻓَﺴُﺌِﻠﻮﺍ ﻓَﺄَﻓْﺘَﻮْﺍ ﺑِﻐَﻴْﺮِ ﻋِﻠْﻢٍ ﻓَﻀَﻠُّﻮﺍ ﻭَﺃَﺿَﻠُّﻮﺍ

“Sesungguhnya Allah Ta’ala tidak menggangkat ilmu dengan sekali cabutan dari para hamba-Nya, akan tetapi Allah menanggkat ilmu dengan mewafatkan para ulama. Ketika tidak tersisa lagi seorang ulama pun, manusia merujuk kepada orang-orang bodoh. Mereka bertanya, maka mereka (orang-orang bodoh) itu berfatwa tanpa ilmu. mereka sesat dan menyesatkan.“ (HR. Bukhari dan Muslim) 

Meninggal dunianya Ustadz Tengku Zulkarnain boleh jadi hanya sebagian kecil wafatnya ulama yang kita ketahui. Kita semua berharap tentunya amalan beliau diterima oleh Allah Ta’ala, dan ilmu yang telah beliau sampaikan selama berdakwah bisa bermanfaat menjadikan seseorang faham akan ilmu agama dan mampu melahirkan ulama lainnya. (Wahid)