Gerah, Trump Ancam Akan Tangkap Calon Wali Kota Muslim New York

DAARUTTAUHIID.ORG | NEW YORK – Kandidat wali kota New York Zohran Mamdani dipastikan memenangkan pemilihan pendahuluan Partai Demokrat untuk pilkada Kota New York. Presiden AS Donald Trump langsung mengancam akan menangkapnya jika dia tidak bekerja sama dengan Badan Imigrasi dan Bea Cukai (ICE) terkait penangkapan imigran ilegal.

Presiden Trump pada Selasa melontarkan klaim aneh bahwa Mamdani adalah seorang imigran gelap. Mamdani lahir di Uganda dan telah tinggal di New York City sejak tahun 1998, ketika dia berusia 7 tahun.

Ia dinaturalisasi sebagai warga negara AS pada tahun 2018. Jika terpilih, Mamdani juga akan menjadi orang Muslim pertama yang menjadi walikota New York City. Tidak ada bukti kredibel yang menunjukkan bahwa Mamdani bukan atau tidak seharusnya menjadi warga negara AS.

The New York Times melansir, serangan Trump terhadap kandidat wali kota tersebut mencerminkan bahasa yang telah lama ia gunakan untuk memberikan kredibilitas pada kebohongan. “Banyak orang mengatakan dia berada di sini secara ilegal,” katanya tentang Mamdani.

Ketika seorang jurnalis mengemukakan kemungkinan bahwa Mamdani “tidak akan mengizinkan” ICE melakukan penangkapan imigrasi, Trump mengancam akan menangkap Mamdani. “Kita harus menangkapnya. Kita tidak membutuhkan komunis di negara ini. Tapi jika kita punya komunis, saya akan mengawasinya dengan sangat hati-hati atas nama bangsa.”

“Presiden Amerika Serikat baru saja mengancam akan menangkap saya,” kata Mamdani dalam tanggapannya di media sosial. Ia menambahkan bahwa pernyataan Trump “tidak hanya mewakili serangan terhadap demokrasi kita tetapi juga upaya untuk mengirimkan pesan kepada setiap warga New York yang menolak bersembunyi di balik bayang-bayang: ‘Jika kalian angkat bicara, mereka akan mendatangi kalian’.”

Dia melanjutkan, “Kami tidak akan goyah dengan intimidasi ini.”

Dewan Pemilihan Kota New York mengkonfirmasi kemenangan Mamdani pada Selasa, membuka jalan bagi politisi yang baru terpilih untuk menjadi calon wali kota dari partai tersebut dalam pemilihan bulan November.

Hasil pemungutan suara menunjukkan bahwa Mamdani memperoleh 56 persen suara pada pemungutan suara putaran ketiga saat diperlukan lebih dari 50 persen suara untuk menang. Mamdani adalah anggota Majelis Negara Bagian New York yang sedianya tak begitu dikenal ketika dia memulai kampanyenya.

Sebagai calon dari Partai Demokrat, Mamdani akan menghadapi pejawat Eric Adams, yang mencalonkan diri sebagai kandidat independen setelah menghadapi tuduhan korupsi dan keputusan selanjutnya dari Departemen Kehakiman untuk membatalkan kasus tersebut.

Kemenangan mengejutkan Mamdani atas politisi veteran pro-Israel Andrew Cuomo telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan Partai Demokrat, yang khawatir pandangan politiknya dapat menjadikan mereka target Partai Republik.

Gubernur Kathy Hochul, yang sejauh ini menolak mendukung Mamdani, mendukung Mamdani setelah serangan Trump. “Saya tidak peduli jika Anda adalah Presiden Amerika Serikat,” tulis Ms. Hochul di media sosial. “Jika Anda mengancam untuk menyerang salah satu tetangga kita secara tidak sah, Anda sedang memulai perlawanan terhadap 20 juta warga New York – dimulai dengan saya.”

Serangan tersebut merupakan upaya terbaru Trump untuk mempromosikan teori konspirasi yang tidak masuk akal mengenai lawan-lawan politiknya. Ia menggunakan serangan serupa untuk secara keliru menuduh Nikki Haley, saingannya dalam nominasi presiden dari Partai Republik pada tahun 2024, tidak memenuhi syarat untuk menjadi presiden. Belakangan tahun itu, dia secara keliru mempertanyakan identitas Wakil Presiden Kamala Harris sebagai perempuan kulit hitam.

Dan serangan Trump terhadap Mamdani mencerminkan kebohongan yang mengangkat profilnya di Partai Republik menjelang pencalonannya sebagai presiden pada 2016: bahwa Presiden Barack Obama tidak terpilih secara sah karena ia tidak dilahirkan di Amerika Serikat.

Mamdani, yang menjalankan kampanye penuh semangat dan disiplin yang berfokus pada biaya hidup, telah menjadi sasaran Partai Republik yang menggambarkannya sebagai hantu politik sayap kiri dan merendahkan usianya, kritiknya terhadap Israel dan – dalam beberapa kasus – agamanya.

Perwakilan Andy Ogles, seorang anggota Partai Republik sayap kanan Tennessee, menggunakan bahasa Islamofobia untuk menyerang Mamdani di media sosial minggu lalu dan menyerukan agar dia dideportasi. Anggota parlemen Partai Republik lainnya juga melancarkan serangan serupa.

Selama konferensi pers pada hari Senin, Karoline Leavitt, sekretaris pers Gedung Putih, tertawa ketika ditanya tentang seruan deportasi Ogles dan apakah Trump mendukungnya. “Saya belum pernah mendengar dia mengatakan itu,” katanya. “Saya belum pernah mendengar dia menyerukan hal itu, tapi yang pasti dia tidak ingin orang ini terpilih.”**

Redaktur: Wahid Ikhwan

Sumber: Republika


DAARUTTAUHIID.ORG