Aa Gym: Ketika Kesenangan Menjadi Cobaan Terberat
DAARUTTAUHIID.ORG | Dalam perjalanan hidup, ujian tidak hanya hadir dalam bentuk kesulitan. Ada satu ujian yang seringkali jauh lebih berat, namun kerap tidak kita sadari: ujian kelapangan dan kesenangan. Sebuah nasihat bijak mengatakan:
“Orang arif lebih khawatir berada dalam kelapangan daripada dalam kesempitan. Dan hanya sedikit orang yang mampu menjaga adabnya saat berada dalam kelapangan.”
Maksudnya, bagi mereka yang mengenal Allah dengan baik, masa-masa lapang justru menuntut kewaspadaan ekstra. Hal ini selaras dengan perkataan Abu Bakar Ash-Shiddiq RadiyaAllahu anhu:
“Kami diuji dengan kesukaran dan kami bisa bersabar. Namun ketika diuji dengan kelapangan, hampir saja kami tidak mampu bersabar.”
Kesenangan sering kali memanjakan hawa nafsu. Pertanyaannya sederhana: lebih enak mana, dipuji atau dicaci? Lebih nyaman mana, bangun untuk tahajud atau melanjutkan tidur? Lebih nikmat mana, menyantap hidangan lezat atau berpuasa?
Maka sangat jelas, nafsu akan memilih jalan yang memuaskan dirinya. Maka, kelapangan ibarat pupuk bagi hawa nafsu, semakin diberi, semakin tumbuh, dan jika tidak dikendalikan, dapat menenggelamkan kita dalam kelalaian terhadap Sang Pemberi nikmat.
Orang yang serba berkecukupan sering tergoda untuk membeli sesuatu yang tidak bermanfaat, bahkan menghamburkan harta demi kesenangan sesaat. Begitu pula dengan orang yang dikaruniai paras rupawan, maka godaan untuk pamer penampilan sangat besar, sehingga risiko tergelincir dalam perbuatan maksiat pun meningkat.
Itulah sebabnya, jika kita tidak memiliki rupa yang dianggap “ideal” atau harta yang berlimpah, boleh jadi itu adalah bentuk perlindungan Allah agar kita lebih terjaga.
Kesimpulannya ialah, nikmat kelapangan dan kesenangan bisa menjadi jebakan yang halus namun mematikan. Jangan sampai kenikmatan itu membuat kita lupa kepada Allah, dan lebih berbahaya lagi, melupakan kebaikan yang seharusnya kita lakukan. Waspadalah, karena terkadang kesenangan adalah ujian yang lebih berat daripada penderitaan. (KH. Abdullah Gymnastiar)