Meneladani Tawa Ala Nabi

DAARUTTAUHIID.ORG | Tawa adalah salah satu ekspresi fitrah manusia yang menunjukkan kegembiraan, kebahagiaan, dan keakraban. Namun, Islam mengajarkan bahwa segala sesuatu memiliki adab, termasuk dalam hal tertawa. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam sebagai teladan terbaik umat manusia juga menunjukkan bagaimana beliau tertawa dengan penuh kesantunan, kelembutan, dan kemuliaan.

Pertama, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam Tidak Pernah Berlebihan

Dalam berbagai riwayat, disebutkan bahwa tawa Rasulullah tidak pernah berlebihan atau terbahak-bahak hingga menghilangkan wibawa. Beliau lebih sering tersenyum dibandingkan tertawa keras. Senyum beliau selalu memancarkan ketenangan dan kelembutan, sehingga menenangkan hati para sahabat.

Kedua, Tawa yang Menggembirakan, Bukan Merendahkan

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam tidak pernah menertawakan orang lain untuk merendahkan atau mempermalukannya. Jika tertawa, beliau melakukannya untuk menyenangkan hati orang di sekitarnya, mencairkan suasana, atau meneguhkan ukhuwah. Tawa beliau menjadi sarana menebar kasih sayang, bukan ejekan.

Ketiga, Tawa Sebagai Bentuk Syukur

Bagi Rasulullah  tawa bukanlah sekadar ekspresi bahagia, melainkan wujud syukur atas nikmat Allah. Dengan tersenyum dan tertawa secara bijak, beliau mengajarkan bahwa seorang mukmin hendaknya selalu menampakkan wajah ceria agar tidak menambah beban orang lain.

Keempat, Tawa yang Sarat Makna

Sering kali, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam tertawa dalam rangka memberikan pelajaran yang menyentuh hati. Misalnya, ketika mendengar gurauan ringan para sahabat, beliau tersenyum untuk menunjukkan penghargaan. Hal ini menegaskan bahwa Islam tidak melarang humor, selama tidak melanggar batas syariat.

Kelima, Tawa yang Menumbuhkan Kasih Sayang

Senyum dan tawa Rasulullah menjadi perekat ukhuwah di antara sahabat. Beliau mencontohkan bahwa dengan wajah yang ramah, seseorang akan lebih mudah diterima, dihormati, dan dicintai. Senyuman dan tawa yang tulus adalah bentuk dakwah yang lembut.

Tawa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam mengajarkan kita untuk selalu menjaga adab dalam bergembira. Tidak berlebihan, tidak menyakiti orang lain, dan selalu memancarkan kebaikan. Senyuman dan tawa yang santun bisa menjadi sedekah, menenangkan hati orang lain, dan mendatangkan cinta Allah.

Sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam:

“Senyummu kepada saudaramu adalah sedekah.” (HR. Tirmidzi)

Sahabat, semoga kita dapat meneladani adab tawa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam, sederhana, penuh makna, dan membawa berkah bagi sekitar. (Arga)