Mengapa Manusia Dapat Lebih Hina Daripada Hewan?

DAARUTTAUHIID.ORG | Salah satu ajaran penting dalam Al-Qur’an adalah perbandingan antara manusia dan hewan. Al-Qur’an menegaskan bahwa derajat manusia sangat mulia, karena dianugerahi akal, hati, dan kemampuan membedakan antara yang benar dan yang salah. Namun, pada saat yang sama, manusia juga berpotensi jatuh ke derajat yang paling rendah, bahkan lebih buruk daripada binatang.

Hal ini disebutkan secara jelas dalam firman Allah Ta’ala pada Surah Al-A‘raf ayat 179:

“Dan sungguh, Kami jadikan untuk (isi neraka Jahanam) kebanyakan dari jin dan manusia. Mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu seperti binatang ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.” (QS. Al-A‘raf: 179)

Mengapa Manusia Bisa Lebih Buruk dari Binatang?

Pertama, Hewan Hidup Sesuai Fitrahnya

Hewan menjalani hidup sesuai dengan naluri yang Allah tetapkan. Ia makan, berkembang biak, dan menjaga kelangsungan hidupnya tanpa melanggar aturan Allah. Berbeda dengan manusia, yang justru kadang menyalahgunakan akal dan kebebasan yang dimiliki untuk berbuat zalim, merusak, bahkan mengingkari kebenaran.

Kedua, Potensi Akal yang Disia-siakan

Al-Qur’an menyebut manusia yang tidak menggunakan hati, penglihatan, dan pendengaran untuk memahami kebenaran, sama seperti hewan. Bahkan lebih buruk, karena akal yang seharusnya menjadi kelebihan manusia justru diabaikan.

Ketiga, Kebebasan Pilihan

Manusia diberi kebebasan memilih jalan hidup. Ketika memilih jalan kesesatan padahal sudah diberi petunjuk, maka kesalahannya lebih berat daripada hewan yang hanya mengikuti naluri.

Keempat, Kerusakan dan Kezaliman

Banyak kerusakan di bumi berasal dari ulah manusia: perusakan alam, peperangan, penindasan, dan eksploitasi. Hal ini tidak dilakukan oleh hewan. Karena itu, manusia yang melampaui batas bisa jauh lebih buruk dari binatang.

Ayat ini menjadi peringatan keras agar manusia menggunakan potensi akalnya, hatinya, dan panca inderanya untuk mendekat kepada Allah. Derajat manusia bisa lebih tinggi dari malaikat bila beriman dan bertakwa, namun juga bisa lebih rendah dari hewan bila lalai dari kebenaran.

Islam mengajarkan bahwa kemuliaan manusia bukan terletak pada harta, kedudukan, atau fisik, melainkan pada ketaatan kepada Allah. Karena itu, setiap Muslim dituntut untuk menjaga akhlak, memanfaatkan akal, dan menjadikan Al-Qur’an serta sunnah sebagai pedoman hidup. (Arga)