Aa Gym: Bahaya Kemunafikan! Penyakit Hati yang Membinasakan
DAARUTTAUHIID.ORG | Kemunafikan adalah penyakit hati yang sangat berbahaya. Ia lahir dari sikap menyekutukan Allah, takut kepada selain-Nya, serta menggantungkan harapan kepada makhluk, bukan kepada Sang Pencipta. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam telah mengingatkan kita melalui sabdanya:
“Tanda-tanda orang munafik ada tiga: apabila berbicara ia berdusta, apabila berjanji ia ingkar, dan apabila diberi amanah ia berkhianat.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Seorang munafik ibarat musang berbulu domba. Penampilannya tampak baik dan manis, tetapi hatinya penuh kebusukan. Justru karena itulah, kemunafikan jauh lebih berbahaya dibandingkan keburukan yang ditampakkan secara terang-terangan.
Orang yang jelas-jelas jahat mudah dikenali, tetapi orang munafik menyembunyikan niat buruknya di balik wajah yang terlihat manis. Hakikatnya, mereka adalah penipu: berdusta adalah bentuk penipuan, ingkar janji juga penipuan, demikian pula berkhianat terhadap amanah.
Kemunafikan terbagi dalam dua jenis. Pertama, kemunafikan dalam akidah, yakni seseorang yang hatinya tidak beriman kepada Allah, namun secara lahiriah menampakkan diri sebagai seorang muslim. Contoh klasiknya adalah Abdullah bin Ubay, yang membenci Islam tetapi berpura-pura mencintainya. Inilah bentuk kemunafikan paling berat.
Kedua, kemunafikan dalam amal perbuatan. Tipe ini bisa menimpa siapa saja, meski ia beriman kepada Allah. Wujudnya tampak dalam perilaku sehari-hari: berjanji tanpa kesungguhan untuk menepati, mengabaikan amanah, atau berbeda antara ucapan dan tindakan.
Seseorang bisa bermuka manis di depan, namun di belakangnya ia berghibah, mencela, bahkan merendahkan. Sikap semacam ini tidak hanya merusak dirinya sendiri, tetapi juga menimbulkan ketidaknyamanan dan perpecahan dalam masyarakat, keluarga, bahkan bangsa.
Kemunafikan juga menjadi akar dari banyak persoalan yang tidak kunjung selesai. Contohnya dalam kasus narkoba: meski banyak pengedar ditangkap, masalah tidak akan pernah tuntas jika para penegak hukumnya sendiri masih mempraktikkan kemunafikan.
Oleh karena itu, kemunafikan adalah sifat yang sangat tercela dan dibenci Allah Ta’ala. Ia adalah sumber kerusakan yang menghancurkan tatanan hidup. Semoga kita senantiasa diberi kekuatan untuk membersihkan hati, menjaga ucapan dan perbuatan, serta dijauhkan dari sifat munafik, baik dalam akidah maupun dalam amal. (KH. Abdullah Gymnastiar)
