Aa Gym: Cara Menghadapi Perbedaan Pendapat Antar Sesama Muslim
DAARUTTAUHIID.ORG | Sebagai seorang muslim penting memahami cara bersikap dalam menghadapi perbedaan pendapat, terutama dalam perkara agama. Perbedaan adalah sesuatu yang pasti terjadi, bahkan di kalangan ulama sekalipun. Maka, menyikapinya dengan bijak menjadi kunci menjaga persaudaraan dan keharmonisan umat. Berikut empat sikap utama dalam mengahadapi perbedaan pendapat:
- Memperluas Wawasan Sebelum Berpendapat
Jangan tergesa-gesa menyimpulkan atau menyalahkan sebelum memahami akar masalah. Banyak orang mudah menghakimi karena kurang ilmu atau hanya berdasarkan asumsi. Kita belajar dulu sebelum berkomentar, karena orang yang ilmunya luas akan lebih bijak dalam menyikapi perbedaan.
- Tidak Mudah Membid’ahkan dan Menyesatkan
Sikap gegabah dalam menilai praktik orang lain sebagai bid’ah atau sesat bisa berujung pada fitnah dan perpecahan. Dalam hal furu’iyah atau cabang ibadah, para ulama telah berbeda pendapat sejak dahulu. Selama masih ada dalil yang bisa dijadikan sandaran, sebaiknya kita bersikap tawadhu dan tidak merasa paling benar sendiri.
- Fokus pada Kesamaan, Bukan Perbedaan
Kita dianjurkan untuk mencari titik temu, bukan memperuncing perbedaan. Umat Islam memiliki banyak hal yang bisa disepakati bersama, seperti keimanan kepada Allah, kewajiban salat, dan kecintaan pada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wassalam. Inilah yang seharusnya menjadi titik fokus dalam membangun ukhuwah.
- Jaga Lisan dan Hati
Dalam menyikapi perbedaan, menjaga lisan agar tidak menyakiti sangatlah penting. Ucapan yang kasar, merendahkan, atau memecah belah hanya akan memperburuk keadaan. Demikian pula dengan menjaga hati agar tidak mudah sombong dan merasa paling benar.
Ketahuilah bahwa perbedaan adalah ujian. Jika disikapi dengan bijak, ia akan mendewasakan dan mempererat silaturahmi. Namun jika ditanggapi dengan emosi dan ego, ia akan melahirkan perpecahan. Maka mari menjadi pribadi yang lebih tenang, lapang, dan santun dalam menyikapi perbedaan pendapat, demi kedamaian umat. (KH. Abdullah Gymnastiar)