Aa Gym: Kalau Berdagang Cari Berkahnya, Bukan Sekedar Lakunya

DAARUTTAUHIID.ORG | Kalau mau berdagang, maka berdaganglah dengan baik. Berdagang bukan hanya berbicara laku atau tidak laku. Urusan laku atau tidak laku biarkan Allah Ta’ala yang mengatur.

Tugas kita adalah berdagang dengan jujur, dengan akhlak yang baik, tidak ada tipu-tipuan, tidak ada sumpah palsu, tidak ada yang disembunyikan, intinya lurus karena Alloh Ta’ala. Intinya yakin bahwa Alloh Ta’ala yang membagikan rezeki.

Orang yang melakukan transaksi jual beli masing-masing memiliki hak khiyar (membatalkan atau melanjutkan transaksi) selama keduanya belum berpisah. Jika keduanya jujur dan terbuka, maka keduanya akan mendapatkan keberkahan dalam jual beli, tapi jika keduanya berdusta dan tidak terbuka, maka keberkahan jual beli antara keduanya akan hilang. (HR Bukhari dan Muslim)

Bagaimana kalau ada pembeli, sudah bertanya-tanya tentang harga, tapi tidak jadi beli. Membelinya malah di tempat orang lain. Maka sederhana jawabannya berarti belum rezeki kita.

Kita tidak perlu dengki dengan rezeki yang didapat oleh orang lain. Orang yang dengki dengan rezeki orang lain adalah orang yang tidak mengenal dan percaya bahwa Alloh Ta’ala yang membagikan rezeki. Kita harus ridho bahwa orang juga berhak untuk mendapatkan rezeki.

Dan apabila mereka melihat perniagaan atau permainan, mereka bubar untuk menuju kepadanya dan mereka tinggalkan kamu sedang berdiri (berkhotbah). Katakanlah: “Apa yang di sisi Allah lebih baik daripada permainan dan perniagaan”, dan Allah Sebaik-baik Pemberi rezki.” (QS. Al Jumu’ah: 11).

Bagaimana kalau kita berdagang tapi hari ini belum laku dan belum mendapatkan uang? Pertanyaannya lagi ialah apakah memang setiap hari harus mendapatkan uang?

Tidak setiap hari kita harus mendapatkan uang, terkadang Alloh memberikan kita pahala dengan sikap sabar. Bersabar atas rezeki yang sedang Alloh tunda sebentar, karena setiap orang sudah pasti ada rezekinya tidak mungkin tidak. Hanya saja kita tidak tahu kapan, dimana, dan berapa jumlahnya.

Tugas kita satu yaitu berikhtiar dengan baik, sebaik-baiknya dengan mengharapkan ridho Alloh Ta’ala. Hal yang paling penting dari rezeki ialah berkahnya bukan banyaknya. (KH. Abdullah Gymnastiar)