Aa Gym: Tidak Ada Satu Orang Pun yang Tidak Diuji
DAARUTTAUHIID.ORG | Dalam kehidupan, setiap manusia pasti akan melalui ujian. Ada yang diuji dengan kesulitan, ada pula yang diuji dengan kemudahan. Dua-duanya adalah bentuk kasih sayang Allah agar kita semakin mengenal siapa diri kita sebenarnya.
Banyak orang merasa bahwa ujian datang hanya dalam bentuk penderitaan, seperti kehilangan, sakit, hinaan, atau kekurangan. Padahal, sering kali ujian yang paling berat justru datang dalam bentuk kemudahan dan pujian. Ketika seseorang dipuji, dihormati, dan dimuliakan, di situlah terkadang muncul ujian besar: ujian lupa diri.
Waktu dipuji, sering kali kita merasa hebat, merasa pantas, padahal semua kebaikan hanyalah titipan dari Allah. Sementara ketika dihina atau dicaci, justru saat itulah hati kembali sadar diri. Hinaan sering membuat kita mengingat Allah, menyadari kelemahan, dan berusaha memperbaiki diri.
Aa Gym mengingatkan, “Ujian yang berat itu bukan dicaci, tapi apa yang membuat kita lupa diri.” Itulah hakikat ujian sejati — ketika hati kita mulai jauh dari Allah, merasa mampu tanpa-Nya, dan kehilangan rasa syukur atas segala nikmat yang diberikan.
Allah Swt. berfirman dalam Al-Qur’an:
“Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang ada di bumi sebagai perhiasan baginya, agar Kami menguji mereka siapakah di antara mereka yang paling baik amalnya.” (QS. Al-Kahfi: 7)
Segala yang indah di dunia ini — harta, kedudukan, pujian, dan kesenangan hanyalah perhiasan. Bukan tujuan akhir, melainkan alat ujian. Maka, jangan pernah lengah. Di balik setiap pujian ada potensi kesombongan, di balik setiap kemudahan ada ujian keikhlasan.
Semoga kita termasuk orang yang lulus dalam setiap ujian, baik dalam susah maupun senang. Karena yang terpenting bukan seberapa berat ujiannya, tetapi seberapa kuat kita menjaga hati agar tetap bergantung kepada Allah. (KH. Abdullah Gymnastiar)