Jujur Itu Berkah, Sedangkang Menipu Mendatangkan Murka

DAARUTTAUHIID.ORG | Salah satu akhlak tercela yang sangat dilarang dalam Islam adalah menipu orang lain. Allah Ta’ala memberikan ancaman keras bagi para pelaku penipuan, terlebih jika perbuatannya merugikan banyak orang. Dalam Al-Qur’an dan Sunnah terdapat banyak penegasan tentang besarnya dosa perbuatan ini.

Menipu merupakan penyakit sosial yang merusak hubungan antarmanusia. Ketika seseorang terbiasa berbohong atau menipu, maka kepercayaan di antara masyarakat akan hilang. Jika rasa saling percaya sirna, maka yang muncul adalah sifat egois, dendam, dan kecurigaan. Akibatnya, semangat tolong-menolong dan solidaritas pun akan memudar.

Segala bentuk penghasilan yang diperoleh dari tipu daya termasuk harta haram dan kotor, yang tidak membawa keberkahan, bahkan akan menjauhkan pelakunya dari rahmat Allah Ta’ala.

Dalam sebuah hadis Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam menegaskan bahaya perbuatan ini melalui sebuah peristiwa di pasar. Ketika beliau menemukan bagian makanan yang basah karena air hujan namun disembunyikan oleh penjualnya, Rasulullah hallallahu ‘alaihi wassalam bersabda:

“Mengapa engkau tidak menaruhnya di bagian atas agar pembeli dapat melihatnya? Barang siapa yang menipu, maka ia bukan termasuk golonganku.” (HR. Muslim dan Tirmidzi)

Hadis ini menunjukkan bahwa penipu tidak termasuk dalam golongan umat Nabi Muhammad hallallahu ‘alaihi wassalam, karena perbuatannya bertentangan dengan nilai kejujuran dan amanah. Rasulullah hallallahu ‘alaihi wassalam juga bersabda:

“Tidak akan masuk surga daging yang tumbuh dari sesuatu yang haram; neraka lebih pantas baginya.” (HR. Ahmad dan At-Tirmidzi)

Dari sini dapat dipahami, bahwa tipu daya hanya akan menjerumuskan pelakunya ke dalam murka Allah. Selain kehilangan kepercayaan dari manusia, penipu juga kehilangan keberkahan hidupnya. Semakin sering seseorang menipu, semakin sulit ia mendapatkan kembali kepercayaan orang lain.

Oleh karena itu, menjaga kejujuran adalah kunci utama dalam membangun kehormatan dan keberkahan hidup. (Arga)