Konsep dan Adab Takziah dalam Perspektif Islam
DAARUTTAUHIID.ORG | Dalam ajaran Islam, seorang Muslim dianjurkan untuk menghibur saudaranya yang sedang berduka karena kehilangan anggota keluarga. Tindakan ini merupakan wujud ukhuwah Islamiyah, rasa persaudaraan yang mendorong kita saling meringankan beban, baik secara moral maupun materi.
Di masyarakat Indonesia, kegiatan melayat orang yang meninggal dikenal dengan istilah takziah. Namun, takziah bukan sekadar hadir atau melihat jenazah. Lebih dari itu, takziah bertujuan untuk memberi semangat dan menguatkan hati keluarga yang ditinggalkan, agar mereka mampu bersabar dan tabah menghadapi cobaan.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam menjanjikan pahala besar bagi siapa pun yang bertakziah. Dalam hadis riwayat At-Tirmidzi dan Al-Baihaqi disebutkan yang artinya:
“Barangsiapa yang bertakziah kepada orang yang tertimpa musibah, maka baginya pahala seperti pahala orang yang mendapat musibah itu.”
Dalam riwayat lain, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda:
“Tidaklah seorang mukmin menghibur saudaranya yang tertimpa musibah, melainkan Allah akan memberinya pakaian kemuliaan pada hari kiamat.” (HR. Ibnu Majah No. 1601)
Selain menjadi bentuk empati, takziah juga bertujuan untuk mendoakan dan memohon ampunan bagi almarhum, serta membantu keluarga yang berduka dalam urusan pemakaman.
Adapun adab dalam bertakziah antara lain Niat yang ikhlas semata karena Allah Ta’ala, berpakaian sopan dan menutup aurat, bertutur kata lembut dan menenangkan hati, memberikan bantuan kepada keluarga yang ditinggalkan, ikut membantu pengurusan jenazah, membaca doa sebagaimana diajarkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam
Takziah bukan sekadar tradisi sosial, tetapi ibadah yang bernilai pahala besar, asalkan dilakukan dengan adab dan niat yang benar.
