Memaknai Gemuruh Kalimat Takbir Bung Tomo Dalam Kemerdekaan Indonesia
DAARUTTAUHIID.ORG | Kemerdekaan Indonesia tidak lahir begitu saja, melainkan melalui perjuangan panjang yang dipenuhi pengorbanan jiwa dan raga. Salah satu momen paling menggetarkan dalam sejarah kemerdekaan adalah peristiwa pertempuran 10 November 1945 di Surabaya.
Di tengah kobaran semangat rakyat melawan penjajah, nama Bung Tomo muncul sebagai orator ulung yang mampu membangkitkan keberanian arek-arek Suroboyo. Seruan takbir “Allahu Akbar!” yang keluar dari lisannya menjadi penanda kekuatan spiritual dalam mempertahankan kemerdekaan.
Bung Tomo bukan hanya memompa semangat juang, tetapi juga menanamkan keyakinan bahwa perjuangan mempertahankan kemerdekaan adalah bagian dari ibadah. Dengan mengumandangkan takbir, ia mengajak rakyat melihat perlawanan bukan sekadar konflik fisik melawan senjata, melainkan juga jihad mempertahankan tanah air dari penindasan. Seruan tersebut memadukan nilai nasionalisme dan religiusitas, sehingga mempersatukan rakyat dari berbagai latar belakang.
Makna dan Kekuatan Takbir dalam Perspektif Islam
Dalam Islam, takbir berarti mengagungkan Allah, mengakui bahwa hanya Dia yang memiliki kekuasaan mutlak. Kalimat “Allahu Akbar” mengandung makna bahwa Allah lebih besar dari segala kekuatan duniawi, termasuk kekuatan militer penjajah. Takbir adalah penguat jiwa, peneguh hati, dan sumber keberanian bagi seorang Muslim.
Di medan jihad, takbir berfungsi sebagai pemantik semangat dan pengingat bahwa kemenangan sejati datang dari pertolongan Allah, bukan semata-mata hasil kekuatan fisik. Rasulullah SAW dan para sahabat pun mengumandangkan takbir di berbagai pertempuran, seperti Perang Badar dan Perang Khandaq, untuk membakar semangat sekaligus memohon pertolongan Ilahi.
Kekuatan takbir tidak hanya memberi dorongan mental, tetapi juga menghadirkan rasa tawakal—kepasrahan total kepada Allah. Dengan kesadaran ini, rasa takut akan kematian berubah menjadi keberanian yang tak tergoyahkan. Takbir menjadi simbol bahwa perjuangan dilakukan bukan semata demi kemuliaan dunia, tetapi demi menegakkan kebenaran dan menghapus kezaliman.
Relevansi untuk Generasi Kini
Makna seruan takbir Bung Tomo tetap relevan di era modern. Kemerdekaan yang telah diperjuangkan dengan darah dan air mata harus diisi dengan jihad di medan yang berbeda: melawan kemiskinan, kebodohan, ketidakadilan, dan segala bentuk penjajahan gaya baru. Semangat takbir mengajarkan bahwa kekuatan moral dan spiritual adalah pondasi utama dalam membangun bangsa yang berdaulat, adil, dan bermartabat.
Dengan demikian, takbir Bung Tomo bukan hanya teriakan di medan pertempuran, tetapi warisan nilai yang menggabungkan keimanan, persatuan, dan keberanian dalam menjaga kemerdekaan Indonesia. (Arga)