Menanamkan Tauhid kepada Anak Sebagai Fondasi Hidup Seorang Muslim
DAARUTTAUHIID.ORG | Setiap anak yang lahir harus dididik dan dibimbing menjadi anak yang shaleh, berakhlak mulia, dan tangguh menghadapi kehidupan. Salah satunya dengan cara membangun dan menanamkan fondasi yang kuat melalui tauhid.
Tauhid berarti mengenal Allah, dengan menanamkan keyakinan yang murni bahwa hanya Allah merupakan satu-satunya Tuhan yang layak disembah dan dicintai.
Ibarat pohon besar, tauhid adalah akarnya. Jika akarnya kuat, pohonnya akan kokoh, daunnya rindang, dan buahnya manis. Seorang anak yang dididik dengan tauhid maka ia akan tumbuh menjadi pribadi yang berprinsip, berani, dan tidak mudah tergoyahkan oleh dunia.
Menanamkan tauhid tidak harus melalui ceramah Panjang, akan tetapi melalui kebiasaan sehari-hari. Misalkan ketika anak melihat langit, katakan padanya, “Lihat, Nak, itu ciptaan Allah.”
Saat ia mendapat nilai bagus, ucapkan, “Alhamdulillah, Allah kasih kamu kemudahan.”
Begitu juga jika anak merasa kecewa. Maka sampaikan dengan lembut dan kalimat yang mengandung tauhiid. Seperti “Tidak apa-apa, mungkin Allah sedang menyiapkan yang lebih baik.”
Dari kalimat tersebut maka anak belajar bahwa Allah selalu hadir dalam setiap peristiwa hidupnya.
Selain orangtua harus menjadi teladan yang baik bagi anak-anak. Karena orang tua adalah guru tauhid pertama bagi anaknya. Ketika orang tua menjaga salatnya, jujur dalam berkata, sabar dalam ujian, dan selalu bersyukur, anak akan meniru semua itu tanpa perlu banyak kata.
Zaman sekarang, anak-anak dihadapkan pada banyak hal yang bisa melemahkan iman, dari media sosial, tren gaya hidup, hingga tekanan teman sebaya.
Anak yang tidak memiliki dasar tauhid yang kuat akan mudah terombang-ambing.
Tapi anak yang hatinya mengenal Allah, ia akan punya kompas moral yang menuntunnya. Ia tahu siapa dirinya, untuk apa hidupnya, dan kepada siapa ia kembali.
Menanamkan tauhid kepada anak bukan tugas sehari dua hari, tapi perjalanan seumur hidup.
Setiap kata, sikap, dan doa orang tua akan menjadi benih yang tumbuh di hati anak.
Jika tauhid sudah tertanam kokoh, maka insyaAllah akhlak, ibadah, dan semua kebaikan lainnya akan tumbuh dengan sendirinya.
“Dan (ingatlah), ketika Luqman berkata kepada anaknya, ‘Wahai anakku, janganlah engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya syirik itu benar-benar kezaliman yang besar.’” (QS. Luqman: 13)
Menanamkan tauhid berarti menanam kekuatan iman yang akan menjaga anak dari hal-hal yang yang buruk. (Arga)
