Mengambil Hikmah Setiap Musibah yang Allah Takdirkan
[DAARUTTAUHIID.ORG]- Setiap individu muslim pasti memiliki masalahnya masing-masing. Tidak sedikit juga mengeluh pada masalah atau musibah yang sedang dihadapi. Tentu setiap musibah ada hikmah yang besar mengapa Allah Ta’ala menimpakan hamba-Nya dengan berbagai jenis masalah atau musibah. Ada beberapa hikmah yang bisa diambil sebagaimana yang di kutip dari republika.co.id diantaranya:
Pertama, masalah ditimpakan kepada seorang Muslim adalah untuk menghapus dosa dan segala perbuatan maksiat yang pernah dilakukannya.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, Nabi Muhammad Shallahu ‘alaihi wassalam bersabda, “Tidaklah seorang muslim itu ditimpa musibah baik berupa rasa lelah, rasa sakit, rasa khawatir, rasa sedih, gangguan atau rasa gelisah sampai duri yang melukainya, kecuali dengannyalah Allah Ta’ala akan mengampuni dosa-dosanya.” (HR Bukhari dan Muslim)
Kedua, musibah atau masalah yang dialami seorang Muslim adalah untuk mengangkat derajat dan membuat dirinya terus memperbanyak amal saleh. Kadar masalah yang dihadapi juga selaras dengan kadar agamanya sehingga mengapa para nabi mengalami masalah yang paling luar biasa besar, karena begitu besarnya keimanan mereka, dan dengan masalah tersebut, mereka diganjar dengan pahala yang luar biasa besar. Rasulullah Shallahu ‘alaihi wassalam bersabda:
“Manusia yang paling besar cobaannya adalah para nabi kemudian orang-orang serupa, lalu orang-orang yang serupa. Seseorang itu diuji menurut ukuran (kadar) agamanya. Jika agama kuat, maka cobaannya pun besar. Jika agamanya lemah, ia diuji menurut agamanya. Cobaan akan selalu menimpa seseorang sampai membiarkannya berjalan di muka bumi, tanpa tertimpa kesalahan lagi.” (HR Tirmidzi, Ad-Darimi, dan Ibnu Majah)
Para ulama bersepakat bahwa para nabi diberi ujian yang paling besar karena pahala untuk mereka diganjar dua kali lipat.
Kemuliaan mereka pun bertambah seiring masalah yang dihadapi sehingga sebagai seorang Muslim, seharusnya dapat bersikap sabar dan bersyukur sebagaimana jejak mereka. Dan masalah apapun itu sejatinya bukanlah kekurangan atau adzab.
Ketiga, masalah ditimpakan kepada seorang Muslim yaitu untuk mengidentifikasi apakah mereka termasuk orang beriman atau orang munafik. Masalah tersebut juga untuk membedakan antara orang-orang beriman dan orang-orang munafik. Allah Ta’ala berfirman:
“Dan sungguh, Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka Allah pasti mengetahui orang-orang yang benar dan pasti mengetahui orang-orang yang dusta.” (QS Al Ankabut ayat 3)
Karena itu, Allah Ta’ala para hamba-Nya untuk membedakan mana mereka yang masuk golongan mukmin sejati dan tidak. Sekaligus untuk membedakan orang-orang yang bersabar dengan yang tidak. (Republika.co.id)
____________________