Rudal Israel Hantam Damaskus, Politisi Israel Serukan Pembunuhan Presiden Suriah

DAARUTTAUHIID.ORG | DAMASKUS — Militer Israel menyatakan terus memantau perkembangan dan tindakan rezim terhadap warga sipil Druze di Suriah selatan. “Sesuai dengan arahan dari eselon politik, [militer] melakukan serangan di daerah tersebut dan tetap siap untuk berbagai skenario,” tulisnya di Telegram.

Kementerian Kesehatan Suriah mengatakan jumlah korban tewas dalam serangan Israel di ibukota setidaknya tiga orang. Sedikitnya 34 orang lainnya terluka.

Sedangkan lembaga War Monitor yang berbasis di Inggris, yang mengandalkan jaringan sumber di Suriah, juga melaporkan 15 personel pertahanan dan kementerian dalam negeri tewas dalam serangan Israel di Suriah selatan.

Pemerintah Suriah juga sebelumnya mengumumkan gencatan senjata baru di Sweida setelah bentrokan-bentrokan yang menurut pemantau perang telah menewaskan lebih dari 300 orang sejak Ahad.

Tentara Suriah juga “telah mulai menarik diri dari kota Sweida sebagai implementasi dari ketentuan-ketentuan perjanjian yang telah disepakati, setelah berakhirnya penyisiran terhadap kelompok-kelompok pemberontak di kota tersebut”, sebuah pernyataan Kementerian Pertahanan mengatakan.

Kementerian Luar Negeri Suriah mengutuk serangan Israel di Damaskus dan Suwayda dengan “sangat keras”. “Serangan tersebut merupakan bagian dari kebijakan sistematis Israel untuk memicu ketegangan dan kekacauan serta merusak keamanan di Suriah. Agresi Israel merupakan pelanggaran mencolok terhadap Piagam PBB dan hukum kemanusiaan internasional,” kata sebuah pernyataan kementerian.

Suriah menganggap Israel bertanggung jawab atas eskalasi tersebut dan menyatakan “haknya untuk membela tanah dan rakyatnya melalui hukum internasional”.

Suriah menyerukan kepada masyarakat internasional dan Dewan Keamanan PBB untuk mengambil “tindakan segera” terhadap agresi Israel yang terus berulang.

Menteri Kesehatan Suriah Musab al-Ali mengatakan pesawat militer Israel mencegah konvoi medis yang dikirim oleh pemerintah untuk memasuki kota Suwayda, kantor berita SANA melaporkan.

Al-Ali mengatakan serangan udara Israel telah menargetkan setiap kendaraan yang bergerak di dalam dan di dekat kota di Suriah selatan itu selama beberapa jam terakhir.

Konvoi medis tersebut terdiri dari 15 ambulans, 10 dokter bedah dari berbagai spesialisasi, dan dua truk yang membawa obat-obatan dan perlengkapan medis, tambahnya.

Koresponden Aljazirah Arab di Suriah melaporkan bahwa militer Israel telah menggempur markas Brigade ke-107 tentara Suriah di desa Bzamel, kegubernuran Latakia.

Terlepas dari diamnya al-Sharaa, Menteri Keamanan Nasional sayap kanan Israel, Itamar Ben-Gvir, mengatakan bahwa “satu-satunya solusi” bagi Presiden Suriah Ahmad al-Sharaa “adalah dengan melenyapkannya”. Ia menteri kedua yang menyerukan pembunuhan terhadap al-Sharaa.

“Gambar-gambar mengerikan dari Suriah membuktikan satu hal: sekali jihadis, tetap jihadis. Mereka yang membunuh, mencukur kumis, mempermalukan, dan memperkosa tidak boleh dinegosiasikan,” kata Ben-Gvir melayangkan tudingannya di X.

“Saya mencintai warga Druze di Negara Israel, dan saya merangkul mereka dengan hangat, dan saya katakan kepada mereka: kita harus memenggal kepala ular,” tambahnya. Ben-Gvir sebelumnya pernah dihukum atas tuduhan mendukung “organisasi teroris” Yahudi dan menghasut rasisme terhadap orang Arab dan non-Yahudi.

Menteri Urusan Diaspora Israel, Amichai Chikli, juga menyerukan agar Presiden Suriah, Ahmad al-Sharaa, segera dibunuh.

“Kita tidak boleh berpangku tangan menghadapi rezim teror Islamis-Nazi Al-Qaeda yang mengenakan jas dan dasi. Siapapun yang berpikir bahwa Ahmad al-Shara adalah pemimpin yang sah adalah salah besar – dia adalah seorang teroris, pembunuh biadab yang harus dilenyapkan tanpa penundaan,” tulis Chikli di X, dikutip dari Middle East Monitor, Rabu.

Israel mengatakan bahwa mereka akan terus melakukan serangan udara di Suriah hingga waktu yang mereka anggap tepat.

Selama beberapa hari terakhir, mereka terutama menargetkan daerah-daerah di selatan dekat Suwayda, di mana semua kerusuhan terjadi.

Namun sebelumnya pada hari Rabu, tentara Israel menargetkan jantung kota Damaskus, dengan mengatakan bahwa mereka ingin mengirim pesan kepada Presiden Suriah Ahmed al-Sharaa.

Namun di tempat lain di utara, di Dataran Tinggi Golan yang diduduki, ada lebih dari seribu anggota komunitas Druze yang menyeberangi perbatasan sehingga mendorong kepala staf militer Israel untuk pergi ke sana dan mengerahkan lebih banyak pasukan.

Pasukan keamanan [Israel] bahkan menggunakan tindakan seperti gas air mata untuk membubarkan orang-orang yang mencoba untuk pergi di atas atau di bawah pagar ke wilayah Suriah.

Semua ini terjadi ketika Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa Israel melakukan serangan-serangan ini untuk melindungi komunitas Druze. Bahwa mereka tidak akan tinggal diam ketika Druze diserang.

Israel juga mengatakan bahwa mereka ingin wilayah di sepanjang perbatasan mereka, termasuk Suwayda, didemiliterisasi secara menyeluruh dan bahwa mereka akan melakukan tindakan militer apa pun yang mereka anggap perlu.

Namun ada retorika yang berbeda dalam pemerintahan Benjamin Netanyahu. Anggota koalisi sayap kanannya, termasuk menteri keamanan nasional dan menteri urusan diaspora kini menyerukan pembunuhan terhadap Presiden Suriah, Ahmed al-Sharaa.**

Redaktur: Wahid Ikhwan

Sumber: Republika


DAARUTTAUHIID.ORG