Shalat Khusyu Akan Mampu Memperbaiki Akhlak Seseorang

DAARUTTAUHIID.ORG | Shalat bukan sekadar kewajiban ritual, tetapi merupakan ibadah yang seharusnya mampu membentuk karakter dan menjauhkan pelakunya dari perilaku tercela. Sayangnya, tidak semua orang yang rajin shalat otomatis menjadi pribadi yang terhindar dari perbuatan dosa.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam pernah bersabda:

“Barang siapa yang shalatnya tidak mampu mencegah dirinya dari perbuatan keji dan munkar, maka shalat itu hanya membuatnya semakin jauh dari Allah” (HR. Ibnu Abbas).

Pernyataan ini mengingatkan kita bahwa tidak semua shalat memberikan dampak yang diharapkan. Banyak orang yang melaksanakan shalat lima waktu, namun tetap gemar berbohong, mencela, bahkan melakukan maksiat tanpa rasa bersalah. Jika shalat seharusnya menjadi penghalang dari perbuatan buruk, mengapa ini bisa terjadi?

Jawabannya terletak pada kualitas shalat itu sendiri. Shalat yang dilakukan hanya sebagai rutinitas formal tanpa kehadiran hati, tidak akan memberikan pengaruh berarti dalam kehidupan. Dalam Al-Qur’an disebutkan:

“Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan keji dan munkar.” (QS Al-Ankabut: 45)

Namun, ayat ini berlaku untuk shalat yang dilakukan dengan penuh kesadaran, kekhusyukan, dan penghayatan. Shalat yang khusyuk akan menanamkan rasa malu kepada Allah sehingga pelakunya enggan melakukan dosa.

Sering kali umat Islam lebih sibuk memperdebatkan aspek teknis dalam shalat—seperti bacaan qunut, posisi jari saat tasyahud, atau lafal niat—namun melupakan substansi dari ibadah itu sendiri. Padahal, pemahaman yang benar terhadap hakikat shalat jauh lebih penting daripada sekadar persoalan teknis.

Seperti halnya puasa yang seharusnya melahirkan ketakwaan, shalat pun semestinya melahirkan akhlak mulia. Maka, mari evaluasi kembali bagaimana cara kita mendirikan shalat. Sudahkah ia menjadi cahaya yang membimbing langkah kita, atau sekadar rutinitas yang hampa makna?

“Sungguh beruntung orang-orang yang beriman, yaitu mereka yang khusyuk dalam shalatnya.”
(QS Al-Mu’minun: 1–2).

Semoga segala amal kebaikan yang kita lakukan berbuat pahala dan memiliki dampak dalam memperbaiki akhlak kita. (KH. Abdullah Gymnastiar)