Memahami Ujian dan Musibah Dalam Hidup

DAARUTTAUHIID.ORG | Setiap manusia pastikan akan dihadapkan dengan sebuah ujian. Baik ujian kebaikan, keburukan, kebahagiaan, kesedihan, ketakutan, kesulitan, kelapangan, kesempitan dan lain-lain. Allah Ta’ala akan menguji hamba-Nya sesuai dengan tingkatan keimanan dan kemampuannya.

Ujian secara bahasa memiliki arti ikhtibar (penyelidikan) dan imtihan (percobaan), baik berupa kesulitan maupun kesenangan, kebaikan maupun keburukan.

Allah Ta’ala memberikan ujian kepada setiap manusia dengan tujuan untuk menguji siapa hamba-Nya yang bersyukur,  bersabar, dan prasangka baik terhadap atas nikmat dan kesulitan yang menimpa seseorang.

Allah Ta’ala Firman-Nya dalam Surat Al-Anbiya ayat 35 artinya:

“Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan.” (QS. Al-Anbiya: 35)

Firman Allah dalam surat Al-A’raf ayat 168 yang  artinya: “Dan kami coba mereka dengan (nikmat) yang baik-baik dan (bencana) yang buruk-buruk.” (QS. Al A’raf: 168)

Firman Allah Ta’ala dalam Surat Al-Kahfi ayat 7 yang artinya: “Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang di bumi sebagai perhiasan baginya, agar Kami menguji mereka siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya.” (QS Al Kahfi: 7)

Ibnu Katsir menjelaskan bahwa artian ujian ialah “Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya)”.

Allah menguji dengan berbagai musibah dan terkadang dengan berbagai kenikmatan, agar Allah mengetahui orang-orang yang bersyukur dari orang-orang yang kufur, orang-orang yang bersabar dari orang-orang yang berputus asa.

Ujian yang diberikan sesuai dengan kadar kemampuan seseorang. Setiap ujian yang Allah timpakan pada seorang mukmin sebagai pembersih dosa dan kesalahan di dunia, sehingga tidak ada lagi siksa atas dosanya di akhirat.

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Tirmidzi disebutkan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

”Tidaklah seorang mukmin atau mukminah yang ditimpa suatu bala’ (cobaan) sehingga ia berjalan di bumi tanpa membawa kesalahan.”

Kedua, Musibah

Sedangkan Musibah secara bahasa memiliki arti teguran atau peringatan dari Allah Ta’ala disebabkan perbuatan dosa yang dilakukan. Peringatan ini sebagai bentuk kasih sayang Allah kepada seorang hamba. Namun, apabila Allah tidak mencintai hamba-Nya, maka Ia akan tunda hukumannya di akhirat kelak.

Orang-orang ditimpa musibah senantiasa dalam kesabaran. Hal ini sebagaimana yang maktub dalam firman Allah Ta’ala.

“(Yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun”. Mereka itulah yang mendapat pengampunan dan rahmat dari Rabb mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapatkan petunjuk.” (QS Al Baqarah: 155-157)

Musibah yang terjadi pada diri kita, harus disyukuri sebagai sarana introspeksi. Manusia tidak pernah luput dari kekhilafan.