Ingin Bisnis di Investasi? Berikut Prinsip-Prinsip Syariah yang Harus Diketahui
DAARUTTAUHIID.ORG | Agar sebuah investasi sesuai dengan ajaran Islam, terdapat prinsip-prinsip syariah yang wajib dipenuhi. Hal ini menjadi fondasi agar keuntungan yang diperoleh tidak hanya menguntungkan secara materi, tetapi juga mendatangkan keberkahan.
Pertama, Bebas dari Riba
Riba adalah tambahan atau bunga dalam transaksi pinjam-meminjam maupun jual-beli yang tidak dibenarkan dalam Islam. Allah Ta’ala dengan tegas melarang riba dalam Al-Qur’an:
“Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.” (QS. Al-Baqarah: 275)
Segala bentuk keuntungan yang diperoleh dari sistem bunga seperti tabungan konvensional, deposito berbunga, atau obligasi berbasis riba tidak diperbolehkan. Investasi syariah menggantikannya dengan sistem bagi hasil atau margin keuntungan yang jelas dan disepakati sejak awal.
Kedua, Tidak Mengandung Gharar
Gharar adalah ketidakpastian dalam akad atau transaksi yang bisa merugikan salah satu pihak. Islam menekankan kejelasan dalam setiap perjanjian, baik terkait harga, kualitas barang, maupun pembagian keuntungan.
Contoh gharar adalah membeli saham atau aset tanpa mengetahui nilai dasarnya, atau investasi dalam proyek yang informasinya tidak jelas.
Ketiga, Terhindar dari Maysir
Maysir adalah bentuk perjudian atau spekulasi berlebihan yang hanya mengandalkan untung-untungan. Al-Qur’an mengingatkan bahwa maysir termasuk perbuatan setan yang membawa permusuhan dan kerugian (QS. Al-Maidah: 90-91).
Dalam dunia investasi, praktik seperti trading spekulatif tanpa analisis, binary option, atau investasi bodong yang menjanjikan keuntungan instan termasuk dalam kategori maysir. Investasi syariah menuntut adanya analisis, kerja nyata, dan risiko yang wajar, bukan hanya keberuntungan semata.
Keempat, Bisnisnya Halal
Setiap investasi harus memastikan bahwa bisnis yang dibiayai bergerak di sektor yang halal. Islam melarang umatnya terlibat dalam usaha yang berkaitan dengan minuman keras, narkoba, perjudian, prostitusi, riba, maupun produk haram lainnya.
Contoh investasi halal adalah pada sektor properti, makanan dan minuman halal, energi, pendidikan, teknologi, serta pertanian. Dengan memilih bisnis halal, selain mendapat keuntungan, investor juga ikut membangun masyarakat yang lebih baik.
Kelima, Transparan dan Adil, dengan Kesepakatan yang Jelas di Awal
Islam sangat menekankan prinsip keadilan dan keterbukaan. Setiap bentuk kerja sama atau investasi harus didasarkan pada kontrak yang jelas. Bagaimana sistem bagi hasil, siapa yang menanggung risiko, serta hak dan kewajiban masing-masing pihak.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda:
“Kaum muslimin terikat dengan syarat-syarat yang mereka buat, kecuali syarat yang menghalalkan yang haram atau mengharamkan yang halal.” (HR. Tirmidzi)
Prinsip dasar investasi syariah ini bukan hanya aturan hukum, tetapi juga etika bisnis Islam yang menjunjung tinggi keadilan, kejujuran, dan keberkahan. Investasi tidak hanya menjadi sarana mencari keuntungan, tetapi juga jalan menuju keberkahan dunia dan akhirat. ()