Aa Gym: Menjaga Pandangan dan Hati, Kunci Keharmonisan Rumah Tangga
DAARUTTAUHIID.ORG | Dalam sebuah nasihat yang penuh makna, disampaikan bahwa setelah seseorang menikah, pasangan yang telah Allah takdirkan itulah jodohnya yang sah. Karena itu, tidak perlu membandingkan pasangan sendiri dengan milik orang lain, apalagi menoleh pada sesuatu yang bukan haknya. Melihat apa yang tidak halal hanya akan menumbuhkan ketidakpuasan dan merusak ketenangan hati.
Diceritakan seorang lelaki berkonsultasi kepada seorang ustaz. Ia mengeluhkan bahwa dirinya merasa kurang tertarik kepada istrinya sendiri. Sang ustaz pun bertanya, apakah sang istri memiliki kekurangan fisik atau akhlak? Lelaki itu menegaskan bahwa justru istrinya sangat terawat, cantik, dan berperilaku baik. Namun entah mengapa, ia tetap merasa kurang memiliki ketertarikan.
Mendengar hal itu, sang ustaz menyampaikan sebab yang sering kali tidak disadari: kurangnya menjaga pandangan. Ketika seseorang terbiasa melihat hal-hal haram. Seperti gambar, video, atau perempuan yang bukan mahram, maka apa yang halal baginya tak lagi tampak indah. Hati yang tercemar oleh sesuatu yang tidak pantas akan membuat kenikmatan yang halal terlihat biasa, bahkan kurang menarik. Yang dikejar justru sesuatu yang semu dan tidak dibenarkan agama.
Inilah pentingnya menjaga pandangan, karena mata adalah pintu hati. Jika mata terbiasa melihat yang bukan haknya, hati pun akan rusak, dan akhirnya hubungan rumah tangga turut terganggu.
Solusinya adalah kembali mensyukuri apa yang dimiliki. Pasangan yang telah Allah amanahkan harus diterima dengan lapang hati, tanpa embel-embel “tapi”. Syukur tidak boleh bersyarat. Banyak orang menginginkan pasangan salehah, hafizah, berakhlak mulia, dan berperilaku sempurna, padahal belum tentu mereka sendiri pantas bagi tipe pasangan seperti itu.
Maka, syukurilah pasangan apa adanya, berhentilah membandingkan, dan jaga pandangan dari hal-hal yang diharamkan. Dengan cara ini, hati menjadi lebih jernih, cinta tumbuh kembali, dan rumah tangga pun dipenuhi keberkahan. Hanya dengan bersyukur dan menjaga diri, kebahagiaan yang halal dapat terasa jauh lebih indah daripada gemerlap hal yang haram. (KH. Abdullah Gymnastiar)
