Mengajarkan Anak Senantiasa Untuk Mengucapkan Salam

DAARUTTAUHIID.ORG | Salam adalah ajaran sederhana dalam Islam yang sarat makna. Ucapan assalamu’alaikum bukan sekadar formalitas, melainkan doa, adab, dan cermin kepribadian seorang muslim. Karena itu, mengajarkan anak untuk mengucapkan salam sejak dini menjadi bagian penting dalam pendidikan akhlak.

Anak-anak belajar terutama dari apa yang mereka lihat dan dengar. Ketika orang tua terbiasa mengucapkan salam saat masuk rumah, bertemu anggota keluarga, atau berinteraksi dengan orang lain, anak akan menirunya secara alami. Keteladanan inilah kunci utama. Tanpa banyak nasihat, kebiasaan orang tua akan terekam kuat dalam diri anak.

Mengajarkan salam juga berarti menanamkan rasa hormat dan kepedulian. Anak belajar bahwa setiap pertemuan diawali dengan doa keselamatan bagi orang lain. Dari sini tumbuh sikap ramah, sopan, dan empati. Anak tidak hanya belajar berbicara, tetapi juga belajar menghargai kehadiran orang lain.

Agar anak terbiasa, orang tua dapat membimbing dengan cara lembut. Ketika anak lupa mengucapkan salam, cukup diingatkan tanpa memarahi. Misalnya dengan bertanya, “Kalau masuk rumah, sebaiknya kita bilang apa, ya?” Pendekatan seperti ini membuat anak belajar tanpa merasa tertekan.

Selain di rumah, kebiasaan mengucapkan salam perlu diperkuat di lingkungan sekolah dan masyarakat. Guru dan orang dewasa di sekitar anak sebaiknya merespons salam anak dengan penuh perhatian. Sambutan yang hangat akan membuat anak merasa dihargai dan semakin semangat membiasakan diri.

Mengajarkan anak mengucapkan salam sejatinya adalah investasi akhlak jangka panjang. Dari satu ucapan sederhana, anak belajar adab, doa, dan nilai-nilai kebaikan. Jika kebiasaan ini tertanam sejak kecil, insya Allah akan tumbuh menjadi karakter yang melekat hingga dewasa—pribadi yang santun, ramah, dan membawa kedamaian bagi sekitarnya.